Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi, Ini Yang Dilakukan Pemprov Jateng

Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi, Ini Yang Dilakukan Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima audiensi dari Dekan dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), di Kantor Gubernur, Kamis (11/9/2025). (Foto;Pemprov)

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jawa Tengah hingga Agustus 2025 tercatat 270 jiwa. Kondisi ini masih dinilai tinggi meski sudah menurun jika dibandingkan pada tahun 2024 yang mencapai 427 jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar mengatakan, pemerintah sudah memberikan fasilitas untuk mencegah kematian ibu dan anak.

Di antaranya enam kali periksa dan dua kali USG gratis untuk ibu hamil, kemudian pendampingan pada kehamilan risiko tinggi.

“Angka kematian ibu dan anak itu bisa dicegah. Banyak unsurnya seperti dari sisi fasilitasnya, SDM-nya, dan masyarakatnya,” kata Yunita, saat mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima audiensi dari Dekan dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), di Kantor Gubernur, Kamis (11/9/2025).

Menurut Yunita, rata-rata penyebab kematian ibu dan anak itu antara lain pendarahan, infeksi, dan eklampsia.

Selanjutnya Ia mengatakan, peran dari Fakultas Kedokteran Undip yang turun ke lapangan dengan melibatkan ahli dari Inggris itu, akan sangat membantu Dinas Kesehatan.

Sebab, bukti-bukti yang diperoleh di lapangan, bisa menjadi dasar dalam mengatasi persoalan tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, mengapresiasi langkah Fakultas Kedokteran Undip untuk membantu menurunkan angka kematian ibu dan anak. 

Disampaikannya, program dokter Spesialis Keliling (Speling) yang dia gagas bersama Wagub Taj Yasin, hingga kini sudah berjalan bagus, namun masih ada kendala kurangnya dokter spesialis.

“Makanya saya minta bantuan universitas yang punya dokter spesialis untuk turun,” bebernya.

Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko mengatakan, tim dari Fakultas Kedokteran Undip telah melakukan penelitian dan pengamatan di Kabupaten Brebes, berkaitan dengan sumber daya manusia, tenaga kesehatan, fasilitas, kecepatan respons darurat, dan lainnya.

“Kita akan berputar, tidak hanya di Brebes, setiap daerah itu punya problematika sendiri-sendiri. Maka dari itu, kami dari akademisi akan turun mencari problematika spesifik tersebut, dan mencoba mencari jalan keluarnya,” jelasnya, seusai bertemu Ahmad Luthfi.

Wisnu juga menyampaikan dukungan Fakultas Kedokteran Undip untuk program Speling yang digagas Ahmad Luthfi. Pihaknya akan mengidentifikasi ulang seluruh dokter spesialis atau calon dokter spesialis yang dimiliki Undip, untuk diterjunkan ke lapangan.

“Dokter Spesialis maupun calon spesialis yang sudah siap turun ke lapangan akan kami identifikasi, dan kita lakukan semacam KKN tematik. Itu kita sebar ke daerah-daerah,” tandasnya. 

Berita terkait