Antisipasi Stunting, Wabup Pulang Pisau Ajak Semua Pihak Jadi “Orang Tua Kedua”
Spektroom – Persoalan stunting menjadi masalah nasional, masalah keluarga, dan masalah masyarakat. “Stunting bukan cuma soal anak pendek, tapi tentang masa depan Pulang Pisau.” Pesan itu ditegaskan Wakil Bupati H. Ahmad Jayadikarta saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan dan Pencegahan Penurunan Stunting di Aula Bapperida, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (15/9/2025).
Di hadapan camat, kepala desa, tenaga kesehatan, hingga kader posyandu, Wabup menyampaikan amanat Bupati Ahmad Rifa’i bahwa stunting adalah masalah serius karena menyangkut kualitas sumber daya manusia. Jika dibiarkan, dampaknya bukan hanya pada kesehatan anak, tetapi juga pada daya pikir dan daya saing generasi mendatang.
“Menangani stunting sama artinya dengan menyiapkan masa depan daerah. Ini investasi jangka panjang,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau pun tak ingin setengah hati. Sesuai arahan nasional, dibentuklah Tim Percepatan, Pencegahan, dan Penurunan Stunting (TP3S) yang bekerja lintas sektor, dari kesehatan, pendidikan, hingga pembangunan desa.
Lebih serius lagi, Wabup mengajak tokoh agama, tokoh adat, organisasi masyarakat, bahkan keluarga biasa untuk ikut ambil bagian. “Kalau bicara gizi, sanitasi, dan edukasi, peran orang terdekat jauh lebih menentukan. Kita semua bisa jadi ‘orang tua kedua’ bagi anak-anak Pulang Pisau,” katanya.
Tokoh masyarakat Desa Anjir Pulang, yang gak mau disebut namanya, menilai langkah pemerintah ini sangat tepat. “Anak-anak kita adalah pewaris tanah dan budaya. Kalau mereka sehat dan cerdas, adat pun terjaga. Tugas mencegah stunting bukan cuma pemerintah, tapi juga tanggung jawab kita sebagai orang tua dan tetangga,” ujarnya.
Rakor perdana ini menghadirkan camat se-Kabupaten Pulang Pisau, 29 kepala desa dan lurah locus stunting 2025, pimpinan OPD, serta para kepala puskesmas. Semangat yang dibawa jelas: menyiapkan generasi Pulang Pisau yang tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing unggul, beriman. (Polin)