Bangun Fasilitas Kilang Minyak Sawit di Lampung, Cargill Kucurkan Investasi 3,3 Triliun

Bangun Fasilitas Kilang Minyak Sawit di Lampung, Cargill Kucurkan Investasi 3,3 Triliun
Gubernur Lampung Mirza Memukul Gong pada peresmian Kilang Minyak Sawit (Foto Biro Adpim Lampung).

Spektroom - Cargill, melalui anak usahanya PT Pacrim Nusantara Lestari Foods, membangun fasilitas refinery (kilang) minyak sawit baru di Lampung. Fasilitas baru ini untuk memperkuat kapasitas perusahaan dalam menyediakan minyak sawit untuk memenuhi permintaan pelanggan di kawasan Amerika Utara, Eropa, dan Asia.

Investasi pembangunan fasilitas yang berlokasi di Pelabuhan panjang Bandarlampung ini mencapai US$200 juta atau Rp. 3,3 triliun. Dalam operasinya, fasilitas baru ini dapat menyerap tenaga kerja hingga 300 tenaga kerja.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djauzal dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas kehadiran Cargill di Provinsi Lampung.

"Investasi perusahaan berskala global ini menegaskan posisi Lampung sebagai daerah yang memiliki potensi besar, baik dari sisi sumber daya alam, tenaga kerja, maupun infrastruktur yang mendukung. Lampung juga telah menjadi pilihan strategis bagi investasi global" ujar Gubernur saat meresmikan Lampung Refinery PT. Pacrim Nusantara Lestari Foods, di Cargill Main Office, Kecamatan Panjang, Senin (20/10/25).

Gubernur Mirza mengungkapkan bahwa Lampung sedang bergerak cepat dari sentra produksi pertanian menuju pusat industri pengolahan. Menurutnya, keberadaan Lampung Refinery menjadi bukti nyata transformasi ekonomi daerah menuju sektor industri bernilai tambah.

Sebelumnya, dalam laporannya Asia Pacific Group President of Cargill Agriculture and Trading, Penne Kehl, menyampaikan bahwa perusahaan bangga telah bertumbuh selama 50 tahun bersama Indonesia.

Investasi Cargill di refinery ini menandai era baru kemitraan, seiring dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan produksi produk kelapa sawit yang aman dan berkelanjutan.

“Fasilitas ini untuk membangun rantai pasok yang tangguh dan berkontribusi terhadap sistem pangan global yang aman, bertanggung jawab dan berkelanjutan," kata Penne Kehl.

Refinery ini dirancang untuk dapat mengolah hingga 3.000 metrik ton minyak sawit per hari dan memiliki kapasitas untuk memurnikan satu juta metrik ton minyak sawit per tahun.

Sementara ditempat yang sama, Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Provinsi Lampung, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan berkelanjutan.

Menurutnya, keberadaan Lampung Refinery akan memberikan efek berganda bagi perekonomian regional, terutama dalam memperkuat rantai nilai industri kelapa sawit di Provinsi Lampung.

Doddy Rahadi menegaskan bahwa pemerintah menempatkan industri hilirisasi kelapa sawit sebagai subsektor industri prioritas nasional, mengingat perannya dalam menyerap lebih dari 4,1 juta tenaga kerja dan menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 16 juta jiwa di Indonesia.

“Hilirisasi kelapa sawit bukan hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa, termasuk di Provinsi Lampung,” ujarnya.(@Ng).

Berita terkait

Meriahkan Hari Santri, Sako Pramuka Hidayatullah Malut Gelar Kemah Santri di Halmahera Timur

Meriahkan Hari Santri, Sako Pramuka Hidayatullah Malut Gelar Kemah Santri di Halmahera Timur

Spektroom — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2025, Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Hidayatullah Maluku Utara menggelar kegiatan Kemah Santri yang dilaksanakan di Pesantren Rimba salah satu kawasan pedalaman Kabupaten Halmahera Timur. Kegiatan ini dibuka Ketua Sako Pramuka Hidayatullah Maluku Utara Muh. Nashirul Haq, dihadiri para pembina Pramuka, tokoh

Nanang Adrany, Pelinus Latuheru