Bondowoso Gelar Apel Kesiapsiagaan Dan Peralatan Hadapi Bencana Hidrometeorologi 2025
Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, bisa terjadi sewaktu-waktu dan mengancam keselamatan warga.
Spektroom – Wilayah kabupaten Bondowoso ternyata memiliki potensi menghadapi bencana hidrometeorologi di musim penghujan. Bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang, bisa terjadi sewaktu-waktu dan tanpa diduga mengancam keselamatan warga.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bondowoso memperkuat komitmen dan koordinasi lintas sektor untuk menghadapi bencana tersebut. Hal ini ditandai dengan dilaksanakannya Apel Kesiapsiagaan dan Gelar Peralatan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 yang dipimpin oleh Bupati Bondowoso, H. Abdul Hamid Wahid, M.Ag. di Alun-alun Raden Bagus Assra Bondowoso, Jumat, (17/10/2025).
Apel tersebut dihadiri oleh perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA), para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Camat se-Kabupaten Bondowoso. Kehadiran berbagai unsur ini menunjukkan keseriusan dan kesiapan seluruh lini pemerintahan dan keamanan dalam merespons ancaman bencana.
Dalam arahannya, Bupati Bondowoso menegaskan bahwa kondisi geografis Bondowoso menempatkan daerah ini pada potensi tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Disadari bersama bahwa Bondowoso memiliki potensi tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. Kondisi geografis ini menuntut semua pihak untuk selalu waspada dan siap siaga.
“Apel kesiapsiagaan ini, merupakan perwujudan komitmen bersama seluruh unsur Pentahelix, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dunia pendidikan, dan media, untuk memperkuat koordinasi dan sinergi dalam penanggulangan bencana di Bondowoso,” kata Bupati Abdul Hamid Wahid, dilansir dari laman Pemkab Bondowoso.
Melalui kesempatan tersebut, Bupati Bondowoso menyampaikan empat penekanan utama yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran dan pihak terkait. Pemetaan dan Sosialisasi Wilayah Rawan Bencana, Pemetaan wilayah rawan bencana harus terus diperbarui, disertai edukasi mitigasi dan evakuasi. Hal ini penting agar masyarakat semakin sadar dan tangguh dalam menghadapi risiko bencana.
Koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, instansi teknis, dan relawan harus semakin terintegrasi, didukung oleh sistem komando yang cepat, jelas, dan responsif.
Kesiapan sarana, prasarana, dan logistik harus dijaga, sehingga setiap posko siaga mampu bergerak cepat dan tepat saat dibutuhkan, serta keterlibatan masyarakat menjadi kunci utama. Melalui pelatihan dan simulasi kebencanaan yang rutin, pemerintah daerah berupaya membangun budaya tanggap bencana di setiap lingkungan.
Bupati menegaskan bahwa bencana mungkin tidak dapat dihindari, namun risiko dapat diperkecil melalui kesiapsiagaan, kedisiplinan, dan kerja sama lintas sektor. "Semangat gotong royong dan solidaritas menjadi kekuatan utama dalam menjaga keselamatan dan kemanusiaan di daerah kita".
Di akhir sambutannya, Bupati Bondowoso menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama BPBD, TNI/Polri, relawan, dan masyarakat, atas dedikasi dan pengabdiannya selama ini dalam menjaga Bondowoso dari berbagai ancaman bencana. (Yul)