Cuaca Ekstrem Jamaah haji Kloter 10 JKG berharap khusyuk wukuf Arafah

Spektroom, Menjelang ibadah wukuf dengan tantangan cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) jutaan jamaah haji dari berbagai belahan dunia termasuk jamaah Indonesia sudah berada di Makkah,
Wukuf di Arafah salah satu rukun haji yang tidak dapat ditinggalkan. Tidak berhaji sesorang jika tidak melaksanakan wukuf
Jamaah haji akan melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada 5 Mei 2025. Saat wukuf, seluruh jemaah haji berhenti dari segala aktivitas dan berdiam diri berkumpul di Padang Arafah untuk memanjatkan doa.
Fitriah jamaah kloter 10 JKG menyatakan suhu udara sampai 46 derajat Celcius menjaga kesehatan dengan tidak melakukan aktivitas berlebihan sangat penting.
"Agar jemaah bisa khusyuk wukuf di Arafah, mabit di Musdalifah dan Mina" ujarnya di Makkah kepada Spektroom.id Senin (26/5/2025)
Fitriah mengatakan kloter 10 JKG berjumlah 400 jamaah terdiri dari beberapa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBHI) seperti Dewan Dakwah, Persis, dan jamaah mandiri mendapat maktab di Syisyah 212 Makkah
"Lokasinya agak kepinggir kota Makkah, berjarak sekitar 1.2 kilometer dari tempat Lontar Jumrah, Mina" katanya
"Jika ingin ke Ka'bah, kami harus keluar melewati 2 blok, nanti disana ada shelter bus, yang bernama syib 4. Kita turun di terminal bus, untuk ke masjidil haram perjalanan 3 km" tambahnya
Sementars itu, berbagai persiapan terus dilakukan termasuk pengecekan kondisi tenda-tenda di Arafah dan Mina yang akan menampung ribuan jemaah Indonesia saat puncak haji.
Pengecekan fasilitas dan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief dan jajarannya,Senin (26/5/2025).
"Kita minta kepada para pimpinan syarikah agar memastikan tidak ada satu pun dari sekian ribu tenda yang bermasalah baik AC nya maupun fasilitas sanitasi,” tegas Hilman
Tahun ini, pemerintah Arab Saudi juga mengembangkan skema murur dan tanazul bagi jemaah risiko tinggi (risti) maupun lansia. Murur adalah skema pergerakan saat sebagian jemaah hanya melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus. Sedangkan tanazul, memungkinkan jemaah untuk bermalam di hotel dekat Jamarat. Jadi, tidak melakukan mabit atau bermalam.
"Sudah berkomunikasi dengan para CEO syarikah untuk membahas detail teknis pelaksanaan skema ini, agar tidak terjadi penumpukan jemaah". tandasnya.
Hilman juga meminta jemaah untuk tidak keluar tenda saat wukuf di Arafah, kecuali jika ingin ke toilet. Hal ini untuk menghindari jemaah hilang atau tersesat.(hy)