Cuaca Ekstrem Terjang Ngabang, Sembilan Lapak Pedagang Ambruk Dihantam Angin

Cuaca Ekstrem Terjang Ngabang, Sembilan Lapak Pedagang Ambruk Dihantam Angin
Lapak lapak pedagang yg porak poranda diterjang cuaca ekstrem angin puting beliung dijembatan baru Ngabang. (Foto : Sartiman)

Spektroom – Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Landak pada Kamis siang (20/11/2025) meninggalkan kepanikan sekaligus kerugian bagi para pedagang kuliner di kawasan Jembatan Baru Ngabang.

Dalam hitungan detik, cuaca ekstrem merobohkan sembilan lapak yang berdiri di tepi kawasan tersebut, menyebabkan atap dan kerangka bangunan berserakan.

Siang itu, aktivitas para pedagang berjalan normal. Aroma masakan masih memenuhi udara ketika beberapa pembeli duduk menikmati hidangan.

Namun suasana berubah drastis ketika angin tiba-tiba menderu kuat, mengibaskan terpal dan menggoyangkan tiang bangunan.

Hujan deras menyusul hanya beberapa detik kemudian, menghamburkan percikan air ke segala arah.

Subur, salah seorang pemilik lapak, masih mengingat jelas bagaimana peristiwa itu berlangsung begitu cepat.

“Kejadiannya sebentar saja, sekitar 40 detik. Tidak ada yang sampai tertimpa. Ada sembilan lapak yang terdampak,” ujarnya, masih terlihat syok saat ditemui setelah kejadian.

Ia menuturkan, sebagian pedagang sempat berlarian keluar untuk menyelamatkan diri. Beberapa lainnya hanya bisa menatap tak percaya saat melihat atap lapak mereka terangkat lalu jatuh ambruk.

Pantauan di lokasi menunjukkan kerusakan cukup parah pada sejumlah bangunan semi permanen tersebut. Sebagian atap terlepas sepenuhnya, sementara rangka lapak tampak patah dan berserakan.

Sejumlah pedagang masih berupaya mengevakuasi peralatan memasak dan barang dagangan yang tersisa.

Tak lama setelah kejadian, Kepala Desa Hilir Tengah, Budianto, datang meninjau langsung kondisi para pedagang. Ia menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang menimpa warganya.

“Kami dari pemerintah Desa sangat prihatin. Diduga kejadian terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, bersamaan dengan hujan lebat,” ungkapnya kepada sejumlah media.

Budianto menegaskan bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama terkait pembangunan lapak di area publik.

Ia berharap ke depan setiap rencana pendirian bangunan pedagang dapat dikonsultasikan dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pemerintah desa.

“Intinya, kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Setiap pembangunan harus dilaporkan dan dikoordinasikan dengan pemerintah Desa agar sesuai prosedur dan standar yang berlaku,” ujarnya.

Hingga sore hari, para pedagang masih bergotong royong melakukan pembersihan. Meski kerugian material tak dapat dihindari, mereka bersyukur tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa tersebut.

Namun cuaca ekstrem ini mengingatkan kembali bahwa keselamatan dan standar konstruksi tetap menjadi aspek penting yang tak boleh diabaikan

Berita terkait