Dari Dusun untuk Negeri: Warga Bumiaji Bergerak Serentak Perangi DBD, Wali Kota Turun Langsung Beri Semangat

SPEKTROOM.ID- Udara pagi di Kecamatan Bumiaji terasa lebih hidup dari biasanya, Jumat (24/5/2025). Bukan karena pesta atau festival, melainkan karena denyut gotong royong yang serentak berdegup dari 37 dusun. Warga dari berbagai usia, dengan sapu, cangkul, dan semangat menyala, bahu membahu dalam aksi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Serentak.

Bukan sekadar rutinitas kebersihan, kegiatan ini adalah alarm sosial—sebuah perlawanan kolektif terhadap ancaman nyamuk Aedes aegypti yang telah menyebabkan puluhan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah ini. Tahun lalu, 98 kasus tercatat. Tahun ini, hingga Mei, sudah 31 kasus dilaporkan. Tapi Bumiaji tidak tinggal diam.

Di tengah semarak gerakan lingkungan itu, hadir Wali Kota Batu, H. Nurochman, didampingi istri tercinta yang juga Ketua TP PKK Kota Batu, Siti Faujiyah Nurochman. Keduanya tidak hanya berdiri di podium, tetapi turut menyapa warga, menyemangati para kader, dan menyusuri gang-gang sempit tempat jentik kerap bersembunyi.

“Pemerintah ingin hadir bukan hanya dalam kebijakan, tapi juga dalam gerakan nyata. Tanpa panjenengan semua, kepala desa pun tak bisa bekerja sendiri. Ini perjuangan bersama,” kata Wali Kota, dengan suara tulus dan gestur hangat yang membuat warga merasa dekat.

Suasana makin cair saat Bu Faujiyah menyapa para kader PKK yang sibuk mengedukasi warga tentang 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang. Beberapa ibu terlihat membagikan air mineral, teh, kopi, dan gula sebagai bentuk dukungan kepada warga yang terlibat. Sebuah bentuk perhatian kecil, namun bermakna besar.

“Kami senang sekali, karena baru kali ini terasa betul bahwa pemerintah dan warga benar-benar satu tim. Pak Lurah, Bu PKK, semua turun. Anak-anak juga ikut bantu bersih-bersih,” tutur Ibu Sukini, warga Dusun Sawahan, sambil menyeka peluh di dahinya.

dr. Kartini, Kepala Puskesmas Bumiaji, menjelaskan bahwa PSN Serentak ini adalah bagian dari inovasi untuk menekan angka kasus DBD secara sistematis. “Dari 20 kasus di bulan April, sekarang tinggal 18 di Mei. Target kami bukan sekadar turun, tapi hilang sama sekali. Nol kasus,” tegasnya penuh harap.

Gerakan ini juga menjadi bagian dari peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga lingkungan. Di setiap sudut dusun, terlihat poster edukatif dan warga saling mengingatkan: jangan biarkan air tergenang, cek bak mandi, bersihkan talang.

Apa yang terjadi di Bumiaji hari itu bukan hanya pembersihan sarang nyamuk, melainkan penyemaian kesadaran. Bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Bahwa nyamuk kecil bisa berdampak besar, dan hanya bisa dilawan oleh gerakan yang lebih besar—yakni kebersamaan.

Kota Batu punya cita-cita besar: nol kasus DBD. Jalan menuju ke sana tak selalu mudah, tapi hari itu, Bumiaji membuktikan bahwa dengan gotong royong, cita-cita itu bukan mimpi. Ia adalah proses yang sedang berjalan—dimulai dari lorong-lorong kampung, dari hati yang peduli.

Karena melawan nyamuk bukan sekadar urusan obat dan fogging, tapi juga urusan cinta pada sesama dan bumi tempat kita berpijak.( Eno )