Della Putri Naura, Mahasiswi Termuda Universitas Jember

Dukungan dari orang tua dan sahabat menjadi motivator terbesarnya dalam menempuh perjalanan pendidikan

Della Putri Naura, Mahasiswi Termuda Universitas Jember
Della Putri Naura, mahasiswi baru termuda Universitas Jember (foto : hms uj)

Spektroom - Ada yang menarik pada Pelantikan Mahasiswa Baru dan Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2025, sabtu lalu. Seorang mahasiswi tercatat sebagai mahasiswa baru dengan usia termuda, yakni 15 tahun 8 bulan. Dia adalah Della Putri Naura, alumni MAN 1 Probolinggo (PP Nurul Jadid) yang diterima di Program Studi Sosiologi.

Meski sempat terkejut, Della percaya diri bahwa usia tidak akan menghambatnya untuk belajar dengan baik.

“Saya sedari kecil suka belajar walaupun hasilnya nihil karena mungkin keterbatasan usia yang akhirnya saya pernah di titik stres karena tidak mampu untuk belajar di usia yang seharusnya masih bermain bukan belajar. Namun saya tidak pernah pantang menyerah dan berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya.

Dukungan dari orang tua dan sahabat menjadi motivator terbesarnya dalam menempuh perjalanan pendidikan yang ia sebut cukup rumit. Lolos melalui jalur SNBP, Della berpesan bahwa usaha yang diiringi doa adalah kunci kesuksesan, terutama saat ia menempuh pendidikan di pondok pesantren yang menuntutnya untuk lebih giat dan fokus.

Posisi termuda kedua diduduki oleh Aulia Balqis Pramesthi (15 tahun 9 bulan), alumni MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya yang berasal dari Jember. Aulia berhasil lolos ke Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) melalui jalur mandiri SEMMABA UNEJ.

Ia mengaku bangga menjadi bagian dari mahasiswa baru termuda di UNEJ. Aulia memilih UNEJ karena reputasinya yang baik dalam ilmu pengetahuan berbasis pembangunan berkelanjutan.

“Saya tertarik dengan bagaimana sebuah kota atau wilayah bisa direncanakan secara sistematis agar nyaman, efisien, dan berkelanjutan,” jelasnya mengenai pilihan jurusannya di PWK.

Tips suksesnya dalam menghadapi SEMMABA UNEJ adalah belajar sungguh-sungguh sejak kelas 10, rutin mengikuti try out setiap minggu, dan tak lupa berdoa.

Sementara itu, persaingan ketat di Fakultas Kedokteran berhasil ditaklukkan oleh Maritza Raihanah Artanti (16 tahun 3 bulan), alumni MAN 2 Kota Malang yang berasal dari Kraksaan, Probolinggo.

“Saya mengikuti program akselerasi dua kali, yaitu saat MTs dan MAN. Selain itu, saya juga sudah mulai bersekolah di SD sejak usia sekitar 6 tahun,” ujar Maritza.

Tiga Maba termuda UNEJ 2025 (dari kiri Della (sosiologi), Maritza (Kedokteran), dan Aulia (PWK) (foto : hms uj)

Ia memilih Fakultas Kedokteran UNEJ karena reputasinya yang sangat baik dan menjadi impiannya sejak kecil, yang diperkuat oleh ketertarikannya pada dunia forensik yang merupakan cita-cita yang ingin dia geluti setelah lulus.

Maritza mengaku sangat senang dan bangga karena kerja kerasnya membuahkan hasil di usia muda. Ia diterima melalui jalur SNBT, dengan tips rajin belajar dan berlatih soal-soal try out.

“Tips dari saya untuk lolos SNBT adalah rajin belajar dan banyak berlatih mengerjakan soal-soal try out serta memperbanyak kebiasaan menonton pembahasan soal UTBK di YouTube,” tambahnya.

Meski berprestasi di bidang akademik, ketiganya memiliki cara unik untuk melepas penat. Della memilih untuk membaca buku. Aulia suka memanjakan diri dengan makanan yang ia suka dan jalan-jalan, sementara Maritza memilih bermain biola dan menggambar.

Kisah inspiratif ketiganya menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad kuat, dukungan orang tua, dan strategi belajar yang tepat, usia bukanlah halangan untuk meraih impian di perguruan tinggi ternama. (dil/fzn)

Berita terkait

APO Gelar Demonstrasi di Kantor Kemenpora, Desak Cabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024

APO Gelar Demonstrasi di Kantor Kemenpora, Desak Cabut Permenpora Nomor 14 Tahun 2024

.Spektroom - Gelombang penolakan terhadap Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) Nomor 14 Tahun 2024 kian menguat. Aliansi Penyelamat Olahraga (APO), menilai aturan tersebut berpotensi menyeret olahraga Nasional ke jurang krisis, bahkan hingga ancaman pembekuan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Tuntutan utama mereka jelas, yakni cabut segera Permenpora Nomor 14

Agus Suyono, Rafles