Dukung Program Swasembada Gula Nasional, Bondowoso Lakukan Tanam Perdana Bongkar Ratoon 2025

Dukung Program Swasembada Gula Nasional, Bondowoso Lakukan Tanam Perdana Bongkar Ratoon 2025
Pelaksanaan Tanam Perdana Bongkar Ratoon 2025 di Kecamatan Tapen, Bondowoso, Kamis (30/10/2025). (foto: Pemkab Bondowoso)

Spektroom – Wakil Bupati Bondowoso, H. As'ad Yahya Syafi'i, S.E., yang didampingi oleh jajaran pejabat daerah dan perwakilan industri gula, memimpin langsung acara pelaksanaan Tanam Perdana Bongkar Ratoon 2025 di Kecamatan Tapen, Kamis (30/10/2025). Acara ini menunjukkan komitmen kuat dari Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam mendukung program swasembada gula nasional.

Turut hadir mendampingi Wakil Bupati adalah Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Mulyadi, S.T., M.M., Plt. Kepala BP4D Bondowoso, Taufan Restuanto, S.Pd., M.Si., Inspektur Kabupaten Bondowoso, Ahmad, S.H., CGCAE, Camat Tapen, serta Manager Pabrik Gula (PG), Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR), dan perwakilan PT Sinergi Gula Nusantara. Kolaborasi lintas sektor ini menegaskan keseriusan semua pihak dalam menyukseskan program strategis dari Pemerintah Pusat.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso, Mulyadi, mengungkapkan bahwa Program Bongkar Ratoon dan perluasan areal tanaman tebu tahun 2025 merupakan alokasi dari Pemerintah Pusat yang diterima Kabupaten Bondowoso.

Pada intinya, bongkar ratoon ini mempunyai manfaat yang sangat besar sekali, khususnya untuk peningkatan produksi. Ia menjelaskan bahwa rata-rata tanaman tebu yang ada saat ini sudah kurang layak secara ekonomi dan tidak lagi menguntungkan. Oleh karena itu, melalui Kementerian Pertanian, pemerintah memberikan bantuan penuh, baik dari sisi benih maupun biaya tanam dan penggarapan.

Bantuan yang disalurkan meliputi sekitar 60.000 mata tunas benih per hektar dan juga bantuan untuk 40 Hari Orang Kerja (HOK) kurang lebih sekitar 4 juta per hektar yang akan diterima langsung oleh petani. Meski alokasi program ini sangat tinggi, Mulyadi menyoroti adanya tantangan teknis.

"Alhamdulillah, kita alokasinya sangat tinggi. Namun, karena ini merupakan penghujung tahun dan musim hujan, para petani juga berlomba-lomba mengejar keberadaan air sehingga menanamnya sudah banyak yang mandiri, melebihi program dari bongkaran,” katanya.

Menyikapi hal ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga menggandeng APTR untuk turut mengajukan bongkar ratoon. Koordinasi bersama PG dan para penyuluh di lapangan terus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi miskomunikasi.

Penting untuk digarisbawahi, program bongkar ratoon ini selain berkah bagi petani, juga mengandung risiko. Oleh karena itu, perlu pengecekan satu per satu terkait dengan keabsahan lahan yang diusulkan, mengingat tanggung jawab keabsahan laporan berada pada Kepala Dinas, Bupati, dan Wakil Bupati kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Wakil Bupati Bondowoso, H. As'ad Yahya Syafi'i, S.E., dalam sambutannya menegaskan bahwa program ini menyasar 31 petani dengan total lahan seluas 54,797 hektar. “Bantuan yang disediakan berupa 60.000 mata tunas benih tebu per hektar dan 40 HOK tenaga kerja,” jelasnya.

Dari program ini, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan rendemen tebu, menambah pendapatan, serta ikut mendukung program Swasembada Gula Nasional sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. (Yul)