Fauzan, Siswa MAN yang Bikin Bangga Menteri Dikdasmen di Malam Anugerah Prestasi

Spektroom – Malam Anugerah Peraih Medali Internasional dan Peluncuran Bina Talenta Indonesia di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Senin (15/9/2025), menyimpan cerita istimewa. Dari 61 siswa berprestasi internasional, perhatian publik justru tertuju pada Fauzan Suhail Lubis, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang sukses meraih medali emas Olimpiade Kebumian Internasional.
Fauzan tampil beda malam itu. Sebagai satu-satunya wakil madrasah, namanya disebut langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam sambutan. Bahkan sang menteri mengaku bangga secara pribadi.
“Malam ini secara khusus saya sampaikan, saya bangga ada siswa MAN yang mendapatkan anugerah prestasi, karena saya juga alumni MAN,” ucap Abdul Mu’ti, disambut tepuk tangan hadirin.
Apresiasi itu menjadi bukti bahwa prestasi bisa lahir dari mana saja, termasuk madrasah. Menurut Abdul Mu’ti, semua anak Indonesia punya peluang yang sama untuk berprestasi jika diberikan ruang pembinaan yang tepat. “Siapapun bisa mencapai puncak jika dibimbing dengan serius. Inilah yang sedang kita lakukan melalui Puspresnas dan program Bina Talenta Indonesia,” jelasnya.
Fauzan sendiri mengaku tak menyangka capaian akademiknya akan membuatnya berdiri sejajar dengan para peraih medali dari sekolah unggulan lain. “Saya ingin buktikan, siswa madrasah juga bisa bersaing di level dunia. Semoga teman-teman lain semakin bersemangat belajar dan tidak pernah ragu bermimpi,” ujarnya singkat.
Bina Talenta Indonesia adalah program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk mengembangkan potensi talenta unggul di bidang sains, teknologi, rekayasa, matematika (STEM), koding, dan kecerdasan artifisial, serta penguatan karakter. Program ini mencakup pembinaan lanjutan berbasis daring bagi peserta didik dan peningkatan kapasitas guru sebagai pemandu talenta, dengan tujuan membentuk sumber daya manusia yang kompetitif dan siap menghadapi Indonesia Emas 2045.
Acara bergengsi ini dihadiri Menteri Dikdasmen, Wakil Menteri, Ketua Komisi X DPR RI, Ketua Puspresnas, serta perwakilan perguruan tinggi dan LPDP. Jalannya kegiatan juga disiarkan daring untuk kepala sekolah dan madrasah se-Indonesia.
Bagi Fauzan, medali ini bukan sekadar penghargaan pribadi. Ia membawa nama madrasah ke panggung internasional, sekaligus menjadi inspirasi bahwa jalur pendidikan berbasis iman dan ilmu pun mampu melahirkan generasi emas.
(Polin. Human)