Gubernur Mirza Tutup Lampung Begawi 2025

Spektroom - Asitan II Sekretaris Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Eri Budi Santoso, S.Sos., M.H., Menghadiri Acara Closing Ceremony Lampung Begawi 2025, berlangsung di Lampung City Mall Bandar Lampung, Minggu, (05/10/2025) malam.

Gelaran Lampung Begawi 2025 , dilaksanakan 3-5 Oktober 2025, memadukan promosi, bisnis matching, edukasi publik, kolaborasi lintas sektor yang diharapkan dapat meningkatkan yang tangguh dan berkelanjutan.
Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Bimo Epiyanto pada penutupan Lampung Begawi 2025.
Beberapa rangkaian kegiatan menyertai Lampung Begawi 2025, seperti talkshow, pelatihan fashion dan designer, pameran kuliner dan pameran kain wastra.
"Dan yang tidak kalah penting adalah bisnis matching selama 3 hari pelaksanaan Lampung Begawi ini kami mencatat selama pelaksanaan pameran tidak kurang ada lebih dari 10.000 pengunjung. Kemudian juga kami mencatat transaksi di tenun wastra itu mencapai Rp. 500 juta kemudian juga dengan kuliner transaksinya di angka Rp. 460 juta." rinci Bimo dalam sambutannya.
Dijelaskan Bimo Epiyanto bahwa dalam kegiatan bisnis matching sudah tercatat adanya transaksi dengan komitmen transaksi sebesar Rp 5,5 miliar, untuk produk kopi dan makanan/ minuman.
"Tidak saja itu, Lampung Begawi ini juga menghasilkan bisnis matching berupa pembiayaan yang kami rintis bersama-sama dengan perbankan sejak bulan Agustus, terdapat komitmen pembiayaan mencapai Rp.10,4 miliar" terang Bimo lagi.
Sementara ditempat yang sama Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djauzal menyampaikan apresiasinya tinggi kepada BI Perwakilan Lampung yang telah mendukung kegiatan Lampung Begawi tahun 2025 yang berlangsung sukses.

Menurut Gubernur Mirza, Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera, sejatinya perannya lebih besar dari itu.
"Kita adalah salah satu sentra produksi komoditas strategis nasional, dari padi yang menopang ketahanan pangan, kemudian kopi robusta yang menjadi primadona ekspor, singkong, lada kakao hingga tebu, semuanya tumbuh subur di tanah Sai Bumi Khuwa Jukhai Lampung ini." ujar Gubernur Mirza mengawal sambutannya.
Gubernur Lampung juga mengatakan uang yang beredar di Provinsi Lampung di 2024, tercatat sebesar Rp.483 triliun dan 30% nya atau sekitar Rp.150 triliun adalah sektor pertanian, seperti jagung singkong, kopi, kakao, hasi hutan dan perkebunan, perikanan dan lain-lain.
"Selama ini ekspor dari provinsi Lampung berupa barang mentah, dan hanya kopi sudah diekspor dalam produk siap konsumsi, namun hampir 90% masih berupa green bean" ujarnnya.
Dengan mengekspor kopi siap konsumsi nilai selisih ekonominya hampir dua kali lipat, termasuk coklat tercatat menjadi 5 besar produsen coklat se-indonesia.
"Namun saya belum pernah lihat ada coklat produksi Lampung tidak lebih hanya sebatas Nanas dari PT Great Giant Pineapple (GGPC) yang telah memproduksi Nanas dalam kaleng dengan kualitas ekspor." tandas gubernur.
Karena tidak ada nilai tambah dari produk ekspor Lampung, lanjut Gubernur menyebabkan pertumbuhan ekonomi Lampung tidak maksimal, dari Rp.150 triliun hanya 16% dari PDRB yang yang masuk ke dalam industri olahan.
Sementara Ada 429.000 Udaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Lampung, harusnya dengan jumlah sebanyak itu, maka komoditas dari Lampung harusnya sudah bisa memberikan nilai tambah yang maksimal.
"Ternyata masih banyak masalah di UMKM kita, salah satunya yang saya catat adalah daya saing. Karena hampir semua UMKM yang ada di Lampung adalah memproduksi kripik singkong dan kripik pisang dan keduanya merupakan komoditas unggulan di Lampung." ujar Mirza menutup sambutannya.(@Ng).