Guru Besar UNEJ: Saatnya Ekonomi Berpihak pada Kemanusiaan dan Keberkahan
 
            Spektroom - Universitas Jember (UNEJ) kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan pemikiran alternatif yang berakar pada nilai keadilan dan kemanusiaan. Melalui pengukuhan Prof. Dr. Zainuri, S.E., M.Si. sebagai Guru Besar di bidang Ekonomi Kelembagaan Syariah, UNEJ menegaskan perannya sebagai kampus pelopor gagasan ekonomi yang berkelanjutan dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat.
Perjalanan karier akademiknya di UNEJ dimulai sejak 1989 dan tahun ini dikukuhkan sebagai Guru Besar. Melalui pidato ilmiah berjudul “Peran Strategis Ekonomi Kelembagaan Syariah dalam Mengembangkan Industri Kreatif dan Mendorong Pembangunan Ekonomi yang Inklusif”, Prof. Zainuri menyoroti pentingnya pendekatan ekonomi yang tidak hanya mengejar efisiensi, tetapi juga berpihak pada nilai kemanusiaan dan keberkahan. Ia menegaskan bahwa tantangan terbesar dalam pembangunan ekonomi bukanlah pada kelangkaan sumber daya alam, melainkan pada kokohnya kelembagaan ekonomi yang berakar pada nilai-nilai religius.
“Tantangan terbesar dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah bukan terletak pada ketersediaan sumber daya alam, tetapi pada kokohnya bangunan kelembagaan ekonomi yang mengandung nilai religi,” ujarnya, dilansir pada laman unej.ac.id, Jumat (31/10/2025).
Perjalanan intelektual Prof. Zainuri diwarnai perenungan panjang terhadap teori ekonomi yang selama ini dipelajari. Ia sempat terpikat dengan pesona teori klasik dan neo klasik. Namun, di sisi lain ia menemukan banyak kelemahan di balik kecanggihannya.
“Teori-teori ekonomi tersebut masih menyisakan pertanyaan besar karena terlalu menyederhanakan perilaku manusia dengan angka-angka sehingga belum mampu menjawab persoalan mendasar seperti isu kesejahteraan, kebahagiaan, ketimpangan, dan keadilan dalam pembangunan ekonomi,” jelasnya.

Pengalaman akademik dan spiritual di Pondok Pesantren Darussalam Jember juga menjadi titik balik pemikirannya. Ia mulai mempertanyakan apakah teori-teori ekonomi yang selama ini dipegang benar-benar berada di jalur yang tepat. Hasil kontemplasi panjang itu membawanya pada keyakinan bahwa ekonomi kelembagaan adalah lentera baru dalam membangun sistem ekonomi yang lebih adil, kontekstual, dan berkelanjutan.
“Saya menemukan ekonomi kelembagaan sebagai lentera pembangunan ekonomi yang mengusung adat, aturan formal dan informal, serta nilai religi (Islam) sebagai penentu utama pembangunan yang inklusif,” tutur Prof. Zainuri.
Dalam penelitian yang dilakukan, Prof. Zainuri menghadirkan pendekatan ekonomi kelembagaan yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal. Ia membuktikan secara empiris melalui studi terhadap UMKM kreatif di Jember bahwa pembangunan ekonomi akan efektif dan inklusif bila ditopang kelembagaan lokal yang kuat.
Hingga kini ia telah menulis lebih dari 35 artikel ilmiah, tujuh buku, serta menjadi pemateri di berbagai forum nasional dan internasional. Dedikasi dan kiprahnya juga diakui dengan sejumlah penghargaan, termasuk The Most Inspiring Lecturer dari Dekan FEB UNEJ (2025) serta Satya Lancana Karya Satya 10, 20, dan 30 Tahun dari Presiden Republik Indonesia. (Yul)
 
             
                             
             
             
            