Harga Beras Kelas Medium Melonjak Akibat Kasus Beras Oplosan

Spektroom— Harga Beras Kelas Medium dipasaran mulai melonjak akibat kasus Beras Oplosan. Praktik kecurangan pengoplosan beras yang dilakukan sejumlah oknum masih marak terjadi dan meresahkan masyarakat. Bahkan, kerugian ekonomi dan masyarakat akibat beras oplosan disebut mencapai Rp100 triliun per tahun.
Maraknya praktik pengoplosan beras medium yang dikemas menjadi beras premium menyebabkan harga beras di tingkat konsumen melambung hingga melampaui harga eceran tertinggi (HET). Padahal, dengan stok yang melimpah harga beras seharusnya stabil atau semakin terjangkau.
Maraknya praktik pengoplosan beras turut mendapat perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto. Kepala Negara menyoroti kecurangan sejumlah oknum yang melakukan pengoplosan beras yang dikemas sebagai beras premium dan dijual dengan harga yang tinggi.
“Beras biasa dibungkus, dikasih stempel beras premium dijual Rp5.000 di atas harga harga eceran tertinggi. Saudara-saudara ini kan penipuan. Ini adalah pidana,” kata Prabowo dalam pidato saat peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih, Senin (21/7) lalu.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, harga beras baik medium dan premium terus mengalami tren kenaikan sepanjang Juli 2025. Pada pekan pertama Juli 2025, sebanyak 148 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras.
Angkanya bertambah menjadi 178 kabupaten/kota pada pekan kedua Juli 2025. Pada pekan ketiga Juli 2025, BPS mencatat harga beras kembali mengalami kenaikan di 205 kabupaten/kota. Padahal, pemerintah menyebut stok beras melimpah.
Perum Bulog sebelumnya mengungkap total stok beras yang dikuasai mencapai 4,21 juta ton. Dari total tersebut, sebanyak 4,19 juta ton merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dapat digunakan untuk kebutuhan stabilisasi harga dan darurat kebutuhan lainnya. Sisanya, sebanyak 12.556 ton dalam bentuk stok komersial.
Kantor Staf Presiden (KSP) juga mengungkap harga beras medium di semua zonasi berada dalam status tidak aman dengan disparitas harga yang sedang antardaerah.
Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP Edy Priyono mengatakan secara nasional, harga beras, baik di zona 1, zona 2, dan zona 3, terpantau melampaui HET per 18 Juli 2025.