Hari Ke-6 Operasi SAR, ABK Hilang Di Laut Puger Belum Ditemukan, Tim Tutup Pencarian

Spektroom - Upaya pencarian terhadap seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang di laut selatan Puger memasuki hari keenam. Korban atas nama Muhammad Hasim Shodiq (53), warga Desa Serut, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, hingga Kamis sore belum ditemukan. Kejadian ini bermula pada Jumat malam, 25 Juli 2025, saat kapal nelayan "Baru Jaya" berangkat dari Pelabuhan Puger menuju sekitar Pulau Nusabarung untuk melaut. Kapal tersebut diawaki satu nakhoda dan 22 ABK.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh awak kapal dan petugas Satpolairud Polres Jember ditemukan barang pribadi milik korban di atas kapal, seperti satu timba berisi pakaian, minuman, dan alat bantu pernapasan (inhaler) yang mengindikasikan korban mungkin mengalami serangan sesak napas sebelum diduga jatuh ke laut. Berdasarkan keterangan dari saksi-saksi yang juga merupakan ABK, korban terakhir terlihat masih berada di kapal sebelum waktu kepulangan. Korban memiliki ciri-ciri berusia 53 tahun, tinggi sekitar 165 cm, dan terakhir mengenakan baju biru dongker.
Upaya pencarian telah dilakukan selama enam hari oleh tim gabungan dari BPBD Jember, BASARNAS, Satpolairud, Pos AL Puger, relawan, hingga warga dan nelayan setempat. Pencarian bahkan telah diperluas hingga ke wilayah perairan barat Kabupaten Lumajang. Pada hari Kamis, 31 Juli 2025 pukul 16:30 WIB, bertempat di Pantai Pancer, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, dilakukan apel penutupanOperasi SAR dan distribusi logistik.

Selama kegiatan pencarian, tim juga menyalurkan bantuan logistik berupa biskuit, makanan siap saji, dan air mineral. Operasi SAR berjalan lancar tanpa kendala berarti. Meski pencarian resmi dihentikan, pemantauan tetap dilakukan oleh nelayan dan warga sekitar pantai. BPBD menghimbau apabila masyarakat menemukan tanda-tanda keberadaan korban agar segera melaporkan ke BPBD Jember atau BASARNAS.
Hingga hari ini, belum ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Semua unsur yang terlibat dalam operasi ini menyatakan komitmennya untuk tetap siaga dalam situasi darurat. Sinergi antara BPBD, instansi keamanan, organisasi relawan, dan masyarakat sangat penting dalam mendukung penanganan insiden laut seperti ini. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan pelayaran, terutama bagi para nelayan yang beraktivitas di wilayah perairan terbuka. (Yul)