Heli Suyanto Gema Bende, Kota Batu Gegap Gempita Rayakan Seabad Ki Narto Sabdo

Spektroom – Wakil Walikota Batu, Heli Suyanto membuka peringatan 100 tahun Maestro Pedalangan Indonesia, Ki Narto Sabdo di Pendopo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu , pada Sabtu sore, 13 September 2025.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan bende yang dilakukan Heli Suyanto didampingi Camat Bumiaji Thomas Maydo, Ketua Pepadi Batu Ki Eko Saputro, Anggota DPRD Batu Sampurno, serta seorang budayawan.
Dalam sambutannya, Heli Suyanto menegaskan tujuan peringatan seabad Ki Narto Sabdo adalah untuk menghidupkan kembali warisan seni dan budaya agar tetap relevan lintas generasi.
“Sebagai bangsa yang besar, kita harus menghargai seniman seperti Ki Narto Sabdo yang bukan hanya dalang kreatif, tetapi juga pencipta gending legendaris. Beliau bahkan mendapat penghargaan Presiden Soeharto dan gelar Pahlawan Budaya,” ujar Heli.
Ki Narto Sabdo dikenal telah menciptakan sekitar 319 gending dan lelagon Jawa melalui grup karawitan Condong Raos, di antaranya Caping Gunung, Gambang Suling, Ibu Pertiwi, Kelinci Ucul, dan Prahu Layar.
Ketua Pepadi Kota Batu, Ki Eko Saputro, menambahkan bahwa peringatan ini adalah bentuk darma bakti para dalang sekaligus penghormatan mendalam kepada sang maestro.
Acara diisi dengan konser karawitan dari tiga kelompok, yakni SMA Katolik Yos Yudarso, Karawitan PKK Kelurahan Temas, dan Karawitan Larasati Desa Bulukerto. Mereka menampilkan karya-karya legendaris Ki Narto Sabdo.
Sebagai puncak, delapan dalang kondang Jawa Timur mementaskan lakon “Dewa Ruci” dengan gaya orisinal Ki Narto Sabdo (How).
Mereka adalah Ki Bryan Arfista, Ki Faisol Tantowi, Ki Samtidhar, Ki Bayu Sasongko, Ki Adimas Cahyo, Ki Lutfi Azis, Ki Setyo Wahyudi, dan Ki Eko Saputro.
Menurut Eko, warisan Ki Narto Sabdo adalah inspirasi abadi. Tantangannya, seniman harus tetap kreatif agar seni tradisi tidak tenggelam oleh zaman.
Dengan peringatan ini, Kota Batu menegaskan kembali bahwa karya seni yang lahir dari jiwa besar tidak akan pernah lekang, melainkan terus hidup di hati masyarakat lintas generasi.( Eno).