HKTI Jatim: Alsintan Modern Solusi Masalah Kekurangan Tenaga Kerja Manusia
Spektroom - Ketua DPD HKTI Jawa Timur HM Arum Sabil berharap kepada Pemerintah berkenan menuntun perusahaan milik negara seperti PT Pindad, maupun Perusahaan Swasta memproduksi mesin-mesin Pertanian yang tangguh, sehingga Indonesia tak sekadar menanam dan menuai tetapi juga Penemu dan Pencipta Teknologi Pertanian agar berdaulat dan berdaya saing di panggung pertanian dunia. Kamis (06/11/2025) Menurut HM Arum Sabil, dengan berat namun pasti, mekanisasi harus menyapa bumi, bukan untuk menyingkirkan tangan-tangan Buruh Tani, melainkan untuk berdiri di sisinya, mendukung kerja yang tak lagi seimbang

“Sebab tidak setiap jengkal ladang bisa dijamah roda besi, di sanalah manusia tetap berkuasa dengan kearifan dan keteladanannya,” ungkap HM Arum Sabil. “Dua belas bulan lamanya tebu yang ditanam menegakkan harapan di ladang. Namun, saat panen tiba tenaga manusia kian langka, genggaman parang dan cangkul mulai sepi,” jelasnya. “Dengan berat namun pasti, mekanisasi harus menyapa bumi, bukan untuk menyingkirkan tangan-tangan buruh tani, melainkan untuk berdiri di sisinya, mendukung kerja yang tak lagi seimbang, melalui penggunaan alat dan Mesin pertanian (alsintan) modern untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja manusia,” tambahnya

Ketua HKTI Jatim, Arum Sabil, menekankan pentingnya penerapan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian, serta untuk menarik generasi muda agar mau terjun ke dunia pertanian. Ia menjelaskan, alat pertanian modern yang dibutuhkan meliputi: Traktor untuk pengolahan lahan. Mesin penanam benih (transplanter) untuk efisiensi penanaman. Mesin panen (harvester/combine harvester) untuk mempercepat proses panen dan mengurangi kerugian pascapanen. Mesin perontok padi dan pemipil jagung untuk penanganan pascapanen. Mesin penebar pupuk untuk efisiensi pemupukan. Penerapan sistem pertanian berbasis teknologi modern pada lahan hamparan luas, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan. “Melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan peneliti, untuk penyediaan alsintan dan penerapan teknologi,” jelasnya. “Mengubah mindset petani dari cara tradisional ke arah berpikir progresif dan modern. Dengan mekanisasi ini, diharapkan sektor pertanian di Jawa Timur dapat tetap produktif, sebagai lumbung pangan nasional, dan meningkatkan kesejahteraan petani di tengah tantangan keterbatasan tenaga manusia,” pungkasnya. (Budi S)