HM Arum Sabil: Gandrung Sewu Harmoni Manusia, Alam, dan Kehidupan Petani
Spektroom - Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur HM Arum Sabil mengatakan, Gandrung Sewu 2025 berkisah tentang “Selendang Sang Gandrung”, selendang yang bukan sekadar kain, melainkan simbol kasih, silaturahim, dan kemanusiaan yang memeluk semua perbedaan seperti tanah yang memeluk benih, memberi hidup bagi setiap harapan petani di bumi Blambangan. Minggu (26/10/2025).

“Di tepi ombak Banyuwangi yang menari bersama angin Selat Bali, kembali bergetar bumi Blambangan oleh ribuan langkah penari, dalam satu irama, satu jiwa, satu cinta,” ungkap Arum Sabil.

Menurut HM Arum Sabil, Gandrung Sewu 2025 dengan tema Selendang Sang Gandrung, Selendang itu menari di antara generasi, menyatukan masa lalu, kini, dan esok, mengikat hati rakyat Banyuwangi dalam simpul budaya yang luhur.
“Gerak tangannya seirama dengan cangkul para petani, langkah kakinya seirama dengan denyut bumi yang ditanami doa, bahwa budaya dan pertanian adalah dua nafas yang menjaga Banyuwangi tetap hijau, lestari, dan sejahtera,” jelasnya. Dari tangan dingin Abdullah Azwar Anas, sang penggagas perubahan, dan Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi, sang pelanjut kasih dan kearifan, budaya tak lagi sekadar warisan, tetapi menjadi nafas kehidupan yang menyuburkan desa, menjadi panggung dunia yang membuat mata global terpesona: bahwa Banyuwangi adalah etalase keindahan Indonesia, di mana seni, sawah, dan manusia bersatu dalam harmoni, dan Indonesia adalah cermin kemanusiaan dunia.
“Gandrung Sewu bukan hanya tari ia adalah doa yang bergerak, adalah persahabatan yang menembus batas, semangat investasi akan tumbuh bersama cinta, dan kesejahteraan akan lahir dari bumi yang digarap dengan kejujuran dan gotong royong,” tegasnya.
“Selendang Sang Gandrung mengajarkan, bahwa keindahan sejati tak pernah dimiliki sendiri ia hanya akan bermakna ketika dibagikan, dijaga, dan dirayakan bersama,” papar Arum Sabil.

“Dan kini, di bawah cahaya senja Pantai Boom, ribuan selendang kembali berkibar, mewakili satu pesan yang mendalam: bahwa dari Banyuwangi, Indonesia menari, dari tanahnya yang subur dan budayanya yang luhur dunia terpesona,” pungkasnya. (Budi S)