IBA 2025 Menobatkan Prof Rubiyo sebagai Pemulia Tanaman Berpengaruh Sosial

IBA 2025 Menobatkan Prof Rubiyo sebagai Pemulia Tanaman Berpengaruh Sosial
Prof Rubiyo juga menjabat Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat serta Koordinator Wilayah (Korwil) LDII Kalimantan Barat.Foto: Dok LDDI Kalbar.

Spektroom – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan dunia riset nasional. Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Dr. Rubiyo, M.Si., resmi menerima Indonesian Breeder Award (IBA) 2025 Kategori Social Impact.

Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia bekerja sama dengan IPB University dan PT East West Seed Indonesia (Erwindo).

Penghargaan tersebut menjadi penegasan atas dedikasi panjang Prof. Rubiyo dalam bidang pemuliaan tanaman yang tidak hanya berdampak pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat, sektor pangan, dan pembangunan ekonomi nasional.

IBA sendiri dikenal sebagai penghargaan tertinggi bagi ilmuwan pemulia tanaman di Indonesia.

Selain dikenal sebagai akademisi dan peneliti senior BRIN, Prof. Rubiyo juga aktif dalam pengabdian sosial.

Ia menjabat Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat serta Koordinator Wilayah (Korwil) LDII Kalimantan Barat.

Perpaduan peran ilmiah dan sosial inilah yang menjadi salah satu alasan kuat penghargaan kategori Social Impact diberikan kepadanya.

Ketua DPW LDII Kalbar, Susanto, mengaku bangga atas pencapaian tersebut.

Menurutnya, award yang diraih Prof. Rubiyo menjadi bukti bahwa kontribusi ilmuwan Indonesia mampu menghadirkan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

“Penghargaan ini bukan hanya kebanggaan Prof Rubiyo secara pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi besar bagi LDII, khususnya di Kalbar.

Ini memotivasi kami untuk terus bergerak di sektor pangan dan pertanian,” ujar Susanto, Sabtu (13/12/2025).

Susanto menambahkan, Kalimantan Barat memiliki potensi lahan yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai sentra pangan.

Karena itu, LDII Kalbar menjadikan sektor pangan sebagai prioritas utama program pengabdian masyarakat, terlebih dengan dukungan dan pendampingan langsung dari pakar pemuliaan tanaman sekelas Prof. Rubiyo.

Sementara itu, Prof. Rubiyo menjelaskan bahwa Indonesian Breeder Award diberikan kepada pemulia tanaman yang karyanya berdampak luas bagi ekonomi dan sosial masyarakat.

Pada tahun 2025, terdapat tujuh kategori penghargaan, salah satunya social impact yang ia terima.

Dalam kiprahnya, Prof. Rubiyo telah berhasil merakit varietas unggul kakao dan kopi yang kini menjadi kekayaan intelektual nasional dan telah diadopsi secara luas oleh petani serta perusahaan perkebunan.

Bahkan, melalui inovasinya, produktivitas kakao mampu meningkat signifikan hingga 2.500 kilogram biji kering per hektare per tahun.

Dengan jumlah pemulia tanaman aktif di Indonesia yang masih terbatas, capaian Prof. Rubiyo melalui Indonesian Breeder Award 2025 semakin menegaskan peran strategisnya dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan nasional.

Berita terkait