Jogjakarta Kini Memiliki Taman Budaya Embung Giwangan(TBEG)Untuk Ruang Hidup Bertransaksi atau Pasar Minggu.

Spektroom.- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang kian padat dan cepat, masyarakat di Jogjakarta memerlukan ruang untuk berhenti sejenak, melepaskan penat, serta membangun kembali hubungan sosial dan nilai-nilai kebersamaan. Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG), melalui inisiasi kegiatan Pasar Minggu, menjawab kebutuhan itu dengan cara yang segar dan membumi.
Lebih dari sekadar pasar, Pasar Minggu di TBEG menjadi ruang alternatif yang hidup bagi warga Kota Yogyakarta. Kegiatan ini resmi dibuka oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo di dampingi oleh Wakil Wali Kota Jogja Wawan Harmawan.Minggu(27/7). Pasar yang sudah dibuka ini akan digelar setiap Minggu pagi dengan menghadirkan beragam aktivitas yang tak hanya berorientasi pada transaksi ekonomi, tetapi juga pada interaksi sosial dan pelestarian budaya.
Menurut Agus Budi Rachman selaku Sekjen DPD PUTRI DIY, Pasar Minggu TBEG dirancang sebagai wadah kolaborasi antara pelaku usaha mikro, seniman, komunitas kesehatan, dan masyarakat umum. “Ini bukan cuma tempat belanja, tapi tempat untuk srawung, saling mengenal, bertukar gagasan, dan saling menguatkan,” Ungkap Agus.
Kemeriahan Pasar Minggu terlihat pagi hari yang dimulai dengan senam bersama diikuti ratusan warga Jogjakarta.Acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni, layanan cek kesehatan gratis, dan puluhan stand UMKM yang menawarkan berbagai produk lokal mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga produk fashion dan tanaman hias. Puluhan UMKM ini hadir memancarkan semangat kewirausahaan khas Yogyakarta.JelasAgus
Namun, kekuatan utama dari Pasar Minggu TBEG bukan hanya pada jumlah pengunjung atau transaksi jual-beli yang terjadi. Lebih dari itu, kegiatan ini menghadirkan semangat baru dalam pemanfaatan ruang publik. Taman yang biasanya hanya digunakan untuk olahraga atau bersantai kini berubah menjadi ruang hidup yang menyatukan berbagai aspek: ekonomi, budaya, dan solidaritas sosial.Ujarnya

Konsep yang diusung oleh Pasar Minggu TBEG adalah “srawung dagang, srawung krida, srawung budaya”. Tiga pilar ini menjadi landasan kuat yang membedakan Pasar Minggu TBEG dari pasar-pasar lainnya. Dagang menjadi jalan bagi kemandirian ekonomi, krida (aktivitas jasmani) memperkuat kebugaran dan kesehatan warga, sementara budaya menjadi nafas yang menghidupkan ruang dan memperkuat identitas.Katanya
Lebih dari itu, TBEG menjadi contoh nyata bagaimana taman kota bisa dimanfaatkan secara produktif tanpa kehilangan fungsinya sebagai ruang hijau. Dengan manajemen yang kolaboratif dan berbasis partisipasi warga, TBEG menjelma menjadi ekosistem sosial yang saling menghidupi. Ruang yang memanusiakan, bukan memisahkan.
Gerakan ini juga menunjukkan bagaimana upaya kecil di tingkat lokal bisa memberi dampak yang besar. Dengan membuka akses pasar bagi pelaku UMKM dan menyediakan ruang tampil bagi seniman lokal. Pasar Minggu TBEG turut memperkuat ekonomi rakyat sekaligus menjaga denyut kebudayaan kota Jogjakarta.(Fatmawati).