Jumlah Penduduk Miskin di Ponorogo Berkurang

Jumlah Penduduk Miskin di Ponorogo Berkurang
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Ponorogo, Evy Trisusanti memberikan pemaparan dalam rapat koordinasi optimalisasi pemanfaatan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Spektroom - Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ponorogo berkurang dari 80.050 jiwa (Maret 2024) menjadi 77.930 jiwa (Maret 2025). Jika dipersentase, penurunan itu sekitar 2,65 persen atau 2.120 jiwa.

Penduduk dikategorikan miskin jika pengeluaran minimum per kapita per bulan untuk kebutuhan makanan dan non-makanan kurang dari Rp 428.183. Dari total jumlah penduduk, persentase kemiskinan di Ponorogo per Maret 2025 adalah 8,86 persen yang turun dari tahun sebelumnya di angka 9,11 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ponorogo Evy Trisusanti mengatakan, pemahaman mengenai kemiskinan harus dilihat berdasarkan data, bukan persepsi pribadi. “BPS sering menemukan masyarakat yang tetap mampu bertahan hidup meski dengan keterbatasan. Misalnya, ada keluarga yang bisa bertahan hidup dengan uang 10 ribu rupiah untuk makan tiga hari. Fakta seperti ini hanya bisa diketahui dari survei lapangan,” katanya. Jumat (24/10/2025).

Menurut Evy, indikator lain juga menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Yakni, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) tercatat 1,22, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sebesar 0,26 yang berarti kesenjangan dan tekanan ekonomi di antara kelompok masyarakat miskin semakin berkurang. “Masyarakat Ponorogo mengalami peningkatan kesejahteraan nyata. Mereka bukan hanya keluar dari kategori miskin secara angka, tapi memang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik,”” lanjutnya.

Ditambahkan, hasil survei membuktikan adanya perbaikan kesejahteraan secara umum yang tidak lepas dari berkembangnya sektor usaha berskala kecil dan pariwisata lokal. “Banyak masyarakat yang memiliki usaha seperti jualan cilok, sempol, atau produk makanan lainnya. Sektor wisata juga tumbuh dan membuka peluang pendapatan baru bagi masyarakat,” terangnya.

Meskipun survei BPS bukan bersifat longitudinal (tidak meneliti sebab-akibat langsung), hasilnya tetap menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakat Ponorogo secara aktual. Artinya, kemiskinan berkurang bukan karena standar ukurnya turun, tetapi karena masyarakat Ponorogo mampu meningkatkan daya hidup mereka. (Har)

Berita terkait

Soft Launching QRIS Tap Tandai Kesiapan Perbankan Kalimantan Selatan dalam Inovasi Pembayaran Digital

Soft Launching QRIS Tap Tandai Kesiapan Perbankan Kalimantan Selatan dalam Inovasi Pembayaran Digital

Junaidi, Agung Yunianto Spektroom – Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan melakukan soft launching layanan pembayaran terbaru, QRIS Tap, yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Fadjar Majardi, bersama Pimpinan Perbankan di Kalimantan Selatan. Peluncuran ini dilaksanakan bertepatan dengan kegiatan Bankers Day 2025, yang merupakan ajang kebersamaan antara Bank

Junaidi