Karhutla Kalbar Masih Terkendali, BPBD Intensifkan Pengawasan dan Operasi Lapangan

Karhutla Kalbar Masih Terkendali, BPBD Intensifkan Pengawasan dan Operasi Lapangan
Ketua Satgas Informasi BPBD Kalimantan Barat, Daniel, SPd, SE,

Spektroom – Ketua Satgas Informasi BPBD Kalimantan Barat, Daniel, SPd, SE, menyampaikan bahwa kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalbar hingga akhir Juli 2025 masih dalam status Siaga dan relatif aman serta terkendali. Namun, pengawasan terus diperketat terutama di 355 desa dan kelurahan yang masuk kategori rawan karhutla.

“Pengawasan intensif tetap dilakukan, karena potensi kebakaran tetap ada, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki vegetasi kering,” ujar Daniel saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (30/7/2025).

Menurut Daniel, penyebab utama karhutla di Kalbar masih didominasi oleh kelalaian manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah tanpa pengawasan saat angin kencang, serta praktik pembukaan lahan dengan cara dibakar di area gambut yang sangat mudah terbakar saat musim kemarau.

Meski demikian, Daniel memastikan bahwa kondisi kabut asap dan kualitas udara masih dalam batas aman, dan belum membahayakan aktivitas serta kesehatan masyarakat. Namun ia mengingatkan bahwa jika kemarau panjang terus berlanjut, risiko meningkatnya karhutla bisa berdampak serius bagi kesehatan masyarakat.

Untuk itu, BPBD Kalbar bersama TNI, Polri, dan masyarakat terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan karhutla melalui berbagai operasi di lapangan.

“Mulai dari patroli di daerah-daerah rawan, operasi pemblokiran jika ada titik api, hingga operasi pemadaman ketika karhutla terjadi. Kami juga sudah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 4–8 Juni 2025 untuk menurunkan hujan buatan,” jelasnya.

Dalam mendukung operasi siaga karhutla, BNPB pusat telah mengirimkan bantuan dua helikopter tambahan pada 30 Juli 2025, sehingga totalnya menjadi empat unit helikopter, yang terdiri dari dua helikopter patroli udara dan dua helikopter water bombing.

Namun, Daniel tak menampik adanya berbagai kendala di lapangan, seperti keterbatasan personel, sarana prasarana, akses air yang sulit, serta angin kencang yang mempercepat penyebaran api.

Mengakhiri keterangannya, Daniel mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, khususnya di wilayah gambut. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk menjaga Kalimantan Barat tetap aman dari karhutla.

“Gunakan metode tanpa bakar. Kami sangat berharap seluruh pihak dapat berpartisipasi aktif dalam pencegahan karhutla,” pungkasnya. (Apol/Eno)