Keberhasilan S E 2026 Terletak pada Sinergitas Pemerintah, Dunia Usaha, Akademisi, dan Media
Spektroom - Sensus Ekonomi (SE) yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap sepuluh tahun sekali menjadi instrumen krusial bagi perencanaan dan evaluasi kebijakan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Hal itu disampaikan Staf Ahli Gubernur bidang Ekubang Bani Ispriyanto saat membuka Rapat Koordinasi Persiapan Sensus Ekonomi 2026 dengan Pengusaha, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Asosiasi, di Bandarlampung, Kamis (30/10/2025).
Membacakan sambutan Gubernur, Bani Ispriyanto mengatakan bahwa kemampuan untuk merencanakan pembangunan yang tepat sasaran sangat bergantung pada ketersediaan data ekonomi yang akurat, mutakhir, dan dapat dipercaya “Kunci keberhasilan Sensus Ekonomi 2026 tidak hanya terletak pada kerja keras BPS, tetapi juga pada sinergi dan kolaborasi Pemerintah, Dunia Usaha, Akademisi, dan Media," ujarnya.
Pemerintah, kata Gubernur, berperan sebagai fasilitator dan regulator yang menjamin proses pendataan berjalan semestinya. Dunia usaha merupakan penyedia data dan pelaku utama ekonomi yang akan menentukan kualitas data.
Dalam konteks transformasi digital, Gubernur juga menyoroti peran tiga pilar strategis, SDI untuk data yang akurat dan terpadu, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk pelayanan publik digital, dan Lampung-In sebagai implementasi digitalisasi di tingkat daerah.
Sementara diforum yang sama, Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, menyatakan bahwa pembangunan yang efektif mustahil terwujud tanpa dukungan data yang valid dan akurat.
“Di era sekarang, data adalah ‘mata uang baru’. Tanpa data yang kuat, suatu kebijakan hanyalah dugaan atau asumsi. Data yang tidak berkualitas akan berimbas pada kebijakan yang tidak berkualitas dan aksi yang tidak tepat sasaran,” tegas Ahmadriswan.
Dirinya menjelaskan bahwa Sensus Ekonomi 2026 bertujuan menghadirkan potret utuh aktivitas ekonomi di seluruh Lampung, dari usaha mikro hingga industri besar.
Pendataan lapangan akan dilaksanakan pada Mei, Juni, dan Juli 2026, dimana petugas BPS akan mengunjungi pelaku usaha baik secara langsung maupun melalui sistem online.
Ahmadriswan juga menegaskan prinsip kerahasiaan data yang dipegang teguh oleh BPS. Data yang dipublikasikan adalah data agregat atau gabungan, bukan data individu, sehingga dunia usaha tidak perlu khawatir akan penyalahgunaan informasi.
“Kami tidak menggunakan diksi jujur atau tidak jujur, melainkan ‘data apa adanya’. Data dari Bapak Ibu inilah yang akan kami olah menjadi indikator untuk memotret ekonomi Lampung dan menjadi dasar penyusunan kebijakan yang tepat,” jelasnya.
Hasil Sensus Ekonomi, kata Ahmadriswan, tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah tetapi juga bagi pelaku usaha sendiri. Data tersebut dapat menjadi sumber informasi berharga untuk menyusun strategi usaha, memahami tren pasar, dan mengidentifikasi peluang bisnis baru.
“Dengan kata lain, data ini dari Bapak Ibu, untuk Bapak Ibu, dan oleh Bapak Ibu. Kami optimistis dengan semangat kolaborasi semua pihak, Sensus Ekonomi 2026 di Lampung akan berjalan sukses dan berkontribusi terhadap terwujudnya visi ‘Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas’,” pungkasnya. (@Ng).