Kelas Orang Tua Bersahaja Dorong Orang Tua Bentuk Karakter Remaja

Kelas Orang Tua Bersahaja Dorong Orang Tua Bentuk Karakter Remaja
Foto Capture Zoom Meet Kemendukbangga

Spektroom - Program Kelas Orang Tua Bersahaja (Bersahabat dengan Remaja) Angkatan 2 Tahun 2025, Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/ BKKBN), bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orangtua tentang tahapan perkembangan remaja dan tapntangan psikologis serta sosial di era digital. 

Selain itu Kelas Orang Tua Bersahaja juga untuk melatih keterampilan komunikasi orangtua serta membangun hubungan positif dan relasi yang kuat dengan remaja.

audio-thumbnail
Voice Edi Bersahaja
0:00
/98.177438

Hal itu disampaikan Direktur Bina Ketahanan Remaja Kemendukbangga/ BKKBN, Edi Setiawan pada Virtual Kelas Orang Tua Bersahaja Angkatan 2 Tahun 2025, melalui Zoom Meet, Senin (29/9/2025).

Menurut Edi Setiawan melalui Kelas Orang Tua Bersahaja Kemendukbangga/ BKKBN ingin mendorong peran aktif orang tua dalam membentuk karakter remaja.

"Karakter remaja adalah karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan moral,  serta memberikan informasi kepada pengelola dan kader program yang ada di lapangan" ujar Edi Setiawan menjelaskan.

Sedangkan sasaran dari Kelas Orang Tua Bersahaja tersebut, masih menurut Edi Setiawan adalah para orang tua yang memiliki remaja dikeluarganya, untuk memperbaharui pengetahuan tentang kehidupan remaja masa kini.

"Sasaran kita yang utama adalah para orang tua yang punya anak remaja untuk memberikan upgrade pengetahuan bagi orang tua yang punya anak remaja dan saya berharap punya keberdampkan bagi orang tua yang keluarganya memiliki remaja"  pungkasnya.

Diforum yang sama Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak Institut Pertanian Bogor (IPB)  Dr. Yulina Eva Riany, SP. MEd mengatakan, perkembangan emosi remaja melalui 3 tahap, yang pertama Remaja Awal (Earty Adolescence) usia 10-13 tahun, dengan ciri-ciri perubahan fisik yang mulai pubertas, seperti pertumbuhan organ sensitif, serta pertumbuhan fisik yang pesat. 

"Ciri lainnya yakni terkait dengan emosi, pada rentang usia 20-13 tahun emosi sangat fluktuatif, mudah marah, mudah senang dan  cepat berubah disamping cenderung egosentris,  merasa dunia berpusat pada dirinya" rinci Yuliana Eva Riany.

Tahapan emosi Remaja berikutnya adalah pada remaja pertengahan (Middle Adolescence) direntang usia 14-17 tahun, dengan ciri-ciri emosi mulai bisa membedakan perasaan kompleks, cembuwu iri,  bangga dan rasa malu. 

Ditahap ini, Remaja cenderung lebih intens dalam hubungan sosial serta igin diakui teman sebaya. 

"Namun yang sangat menonjol adalah sangat emosional, emosinya sering meledak ketika merasa tidak dihargai" tandasnya.

Dalam materinya - Membangun Koneksi Emosional dengan Remaja dalam Mengenal Diri, Mengelola Emosi, dan Menguatkan Karakter, Yuliana juga mengatakan Tahapan ketiga yakni pada tahap Remaja Akhir (Late Adolescence) di rentang usia 18-21 tahun. 

Ditahap ini emosinya lebih stabil dibanding masa sebelumnya. 

" Remaja mulai mampu mengendalikan emosi dalam situasi sesulit  apapun serta mampu melihat masalah dari pespektif orang lain" ujarnnya menjelaskan.(@Ng).

Berita terkait

Wali Kota Ambon Dukung Pengembangan Universitas Muhammadiyah Maluku

Wali Kota Ambon Dukung Pengembangan Universitas Muhammadiyah Maluku

SPEKTROOM- Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena,menyampaikan apresiasi tinggi kepada Universitas Muhammadiyah Maluku atas kontribusinya dalam membangun dunia pendidikan di daerah. Sebagaimana yang disampaikan Wattimena saat menjadi narasumber pada kuliah umum di kampus tersebut, Senin (29/9/2025). Dalam sambutannya, Wattimena menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam sejarah pendidikan

Eva Moenandar