KKN UNISKA Lakukan Identifikasi Masalah di Desa Untuk Penyusunan Program Kerja

KKN UNISKA Lakukan Identifikasi Masalah di Desa Untuk Penyusunan Program Kerja
Mahasiswa Uniska lakukan identifikasi masalah di desa Tabunganen Muara-Kabupaten Barito Kuala-Kalsel

Reporter : Junaidi

Editor : Agung Yunianto

Spektroom – Tiga kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB), yaitu Kelompok 31, 32, dan 33, memulai kegiatan pengabdian Mereka dengan melakukan identifikasi masalah ke Desa Tabunganen Muara, Kabupaten Barito Kuala, Sabtu 26 Juli 2025.

Kegiatan ini menjadi langkah awal penting dalam merancang program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.

Identifikasi dilakukan dengan pendekatan partisipatif, seperti wawancara kepada Tokoh Masyarakat, observasi lingkungan, dan diskusi Kelompok bersama Warga.

Berbagai isu strategis muncul dari hasil penjajakan tersebut, mulai dari permasalahan lingkungan, rendahnya kesadaran kesehatan Masyarakat, keterbatasan teknologi pertanian, hingga minimnya kegiatan literasi Anak dan Remaja.

Ketua KKN Kelompok 31, Shopia Maulida Putri menyampaikan, hasil survei menunjukkan, Desa yang dikunjungi masih memiliki keterbatasan dalam sumber daya yang dapat dikembangkan menjadi program kerja KKN.

Potensi Desa belum tergali secara optimal dan belum terdapat sektor unggulan yang siap diberdayakan.

Oleh karena itu, masih harus kita rundingkan kembali terkait program kerja yang akan kita laksanakan di waktu dekat ini.

"Maka dengan itu Kami tidak ingin asal membuat program, tapi ingin tahu langsung apa yang benar-benar dibutuhkan Masyarakat," ujarnya.

Sedangkan menurut Ketua Kelompok 32, Siti Jubaidah, Desa Tabunganen Muara merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Desa ini menawarkan suasana yang asri, Masyarakat yang ramah, serta peluang besar dalam pengembangan sektor pertanian, perikanan dan sektor lainnya.

Siti Jubaidah berharap, kehadiran mahasiswa KKN di Desa Tabunganen Muara mampu memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Desa serta menjadi wadah pembelajaran langsung bagi Mahasiswa untuk turut serta dalam pembangunan berbasis Masyarakat.

"Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan Masyarakat dalam menggali dan mengembangkan potensi Desa secara berkelanjutan" ujarnya lagi.

Sementara itu, Ketua kelompok 33, M.Abdul Rahman menyatakan, KKN dapat menjadi wadah bagi Mahasiswa untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan Masyarakat. Melalui program ini.

Menurut dia, mahasiswa KKN ingin meningkatkan kualitas hidup Masyarakat dan membantu mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Dirinya berharap dapat membangun hubungan yang baik dengan Masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu Aparatur Desa dan Masyarakat setempat menyambut baik kegiatan identifikasi ini.

Sekretaris Desa menyampaikan harapannya agar Para Mahasiswa mampu menjadi Mitra Kolaboratif dalam pembangunan Desa.

Sementara itu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 31,32,33, Sanjaya, M.Pd, menyampaikan apresiasi terhadap semangat Mahasiswa dalam menggali persoalan nyata di Masyarakat.

Kegiatan identifikasi ini sangat penting untuk melatih kepekaan sosial dan kemampuan analisis Mahasiswa dalam melihat masalah secara utuh.

"Saya berharap hasil dari proses ini dapat dirumuskan menjadi Program Kerja yang aplikatif dan berkelanjutan,” ujarnya saat mendampingi kegiatan di lapangan.

Setelah proses identifikasi, ketiga Kelompok menyusun rencana program kerja KKN yang direalisasikan selama masa pengabdian di Desa tersebut, dengan fokus pada pemberdayaan Masyarakat, peningkatan kapasitas SDM, dan pengembangan potensi lokal.(**)

Berita terkait

Gedung Technopole, Kementerian PU Hadirkan Fasilitas I-SMART dan Teaching Factory

Gedung Technopole, Kementerian PU Hadirkan Fasilitas I-SMART dan Teaching Factory

Spektroom  -   Prasarana pendidikan merupakan komponen utama dalam menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, utamanya pada jenjang pendidikan tinggi. Sebagai upaya meningkatkan kapasitas pendidikan di sektor manufaktur, Kementerian Pekerjaan Umum mendukung infrastruktur pendidikan dengan membangun Gedung Technopole Kampus 2 Politeknik Manufaktur Bandung yang berada di Desa Jatisawit, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka,

Nurana Diah Dhayanti
Jogjakarta Kini Memiliki Taman Budaya Embung Giwangan(TBEG)Untuk Ruang Hidup Bertransaksi atau Pasar Minggu.

Jogjakarta Kini Memiliki Taman Budaya Embung Giwangan(TBEG)Untuk Ruang Hidup Bertransaksi atau Pasar Minggu.

Spektroom.- Di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang kian padat dan cepat, masyarakat di Jogjakarta memerlukan ruang untuk berhenti sejenak, melepaskan penat, serta membangun kembali hubungan sosial dan nilai-nilai kebersamaan. Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG), melalui inisiasi kegiatan Pasar Minggu, menjawab kebutuhan itu dengan cara yang segar dan membumi. Lebih

Subiyantoro