Kemenag Luncurkan Program Kampung Zakat, Kerapu Cantang Prospektif Komoditas Ekspor

Kita ingin mereka naik kelas, dari kurang berdaya menjadi berdaya, dari penerima zakat menjadi pembayar zakat

Kemenag Luncurkan Program Kampung Zakat, Kerapu Cantang Prospektif Komoditas Ekspor
Peluncuran Program Kampung Zakat di pulau Tidung (dok.humaskemenag)

Spektroom – Kementerian Agama memperkuat pemberdayaan masyarakat pesisir dengan meluncurkan Program Kampung Zakat, Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis KUA, dan Inkubasi Wakaf Produktif 2025. Salah satu lokus utamanya berada di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, dengan fokus pada budidaya ikan kerapu cantang untuk menembus pasar global.

Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono, menegaskan program ini menjadi upaya kolektif untuk mengubah mustahik dari penerima zakat menjadi muzaki dalam tiga tahun ke depan. “Kita ingin mereka naik kelas, dari kurang berdaya menjadi berdaya, dari penerima zakat menjadi pembayar zakat,” ujarnya di Jakarta, Laman Kemenag Kamis (11/9/2025).

Ia mengungkapkan, angka kemiskinan di Indonesia masih mencapai 23 juta jiwa dengan konsentrasi terbesar justru di Jawa. Presiden telah menginstruksikan melalui Inpres Nomor 8 Tahun 2025 agar distribusi zakat dan wakaf berbasis data tunggal sosial ekonomi nasional sehingga lebih tepat sasaran.

Potensi Pulau Tidung dinilai strategis untuk perikanan, khususnya kerapu cantang. Menurut Waryono, jika teknologi budidaya dan pengolahan modern diperkuat, kerapu cantang bisa menjadi komoditas ekspor unggulan. “Jika nilai tambahnya kita dorong, masyarakat tidak hanya sejahtera tetapi juga mandiri,” tegasnya.

Ketua BAZNAS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Abu Bakar, menambahkan Kepulauan Seribu menjadi lokus prioritas karena memiliki angka kemiskinan tertinggi di Jakarta. Ia menyebut, sejak 2023 sejumlah program pemberdayaan telah berjalan, termasuk budidaya rumput laut, penyuk, dan kerapu cantang. Dari ketiganya, kerapu cantang terbukti paling berhasil dan kini berkembang menjadi tiga kelompok usaha.

Abu Bakar menilai kolaborasi dengan Kemenag, Dinas KPKP DKI Jakarta, hingga mitra swasta memperkuat ekosistem zakat produktif. “Ini bukan sekadar bantuan, tetapi investasi sosial jangka panjang,” ujarnya. Bahkan, program diperluas ke Pulau Kelapa dengan target memperbesar skala budidaya kerapu cantang.

Program ini juga disinergikan dengan YBM PLN melalui pengembangan Kampung Zakat berbasis perikanan. Harapannya, kerapu cantang tak hanya meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga menjadi komoditas kebanggaan Jakarta yang mampu menembus pasar internasional. (Polin.M Khouron)