Kementerian PU Terus Bekerja Pulihkan Infrastruktur Terdampak Banjir Bandang di Nagekeo NTT

Kementerian PU Terus Bekerja Pulihkan Infrastruktur Terdampak Banjir Bandang di Nagekeo NTT
Dengan alat berat Kementerian PU membersihkan sisa sisa material lumpur dan puing akibat banjir bandang yang berserakan ( foto: birkom )

Spektroom- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat melakukan penanganan darurat pasca bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Banjir yang terjadi akibat hujan deras sejak (8/9) telah menyebabkan kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan serta mengakibatkan korban jiwa.

Berdasarkan hasil laporan di lapangan, terdapat 2 jembatan yang aksesnya terputus di Desa Sawu (Jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2). Sementara, 2 jembatan lainnya di Desa Maukeli dan Aewoe mengalami kerusakan berat. Selain itu, beberapa rumah, kendaraan, dan ternak terbawa arus banjir, serta tercatat korban jiwa sebanyak 3 orang meninggal dunia dan 7 orang hilang yang belum ditemukan.

Sebagai langkah tanggap darurat, Kementerian PU melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT, telah mengerahkan alat berat seperti excavator dan wheel loader untuk membersihkan material lumpur dan puing yang menutup ruas jalan Maumbawa–Mauponggo–Sp. Gako. Selain itu,

Tim di lapangan juga telah memasang rambu peringatan di sejumlah titik rawan dan mulai melakukan pemasangan bronjong guna mencegah erosi lebih lanjut.

Alat alat berat membawa bahan untuk pembangunan jenbatan darurat pasca bencana banjir bandang di NTT ( foto: birkom pu)

Kementerian PU juga sedang memobilisasi jembatan bailey darurat sepanjang 30 meter dari Pulau Timor untuk menghubungkan kembali jalur yang terputus. Target pemasangan jembatan darurat ini pada minggu depan, sehingga akses masyarakat dapat segera pulih. Namun, karena terdapat 2 jembatan dengan panjang masing-masing 60 meter yang rusak total, masih dibutuhkan tambahan jembatan bailey sepanjang 90 meter untuk penanganan darurat berikutnya,” kata Kepala BPJN NTT Janto di NTT,Minggu (14/9/2025).

Kementerian PU juga mencatat kekurangan bronjong di lokasi yang mencapai 10.000 m³, sementara stok yang tersedia saat ini baru 1.300 m³ (1.000 m³ dari BPJN NTT dan 300 m³ dari Dinas PUPR Kabupaten Nagekeo). Kekurangan sebesar 8.700 m³ akan segera dipenuhi melalui pengiriman tambahan material dari gudang pusat dan penyedia jasa konstruksi.

Janto juga terus memastikan seluruh jalur strategis dan fasilitas publik dapat segera difungsikan kembali. “Kementerian PU berkomitmen untuk selalu sigap melakukan penanganan terhadap bencana. Fokus utamanya adalah keselamatan masyarakat dan memastikan konektivitas antarwilayah tetap terjaga,” ungkap Janto.

Janto menambahkan, melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, aparat setempat, serta seluruh elemen masyarakat, Kementerian PU berharap infrastruktur di Kabupaten Nagekeo dapat segera dimanfaatkan kembali. Dengan penanganan cepat, diharapkan mobilitas warga dapat kembali normal dan perekonomian daerah dapat segera pulih.


Berita terkait