Kerja Keras Sembilan Bulan di Bengkel Ditentukan di 9,7 km Sirkuit UNEJ
Spektroom - Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2025 di Universitas Jember (UNEJ) diwarnai ketegangan tinggi, di mana kerja keras riset yang dilakukan tim selama berbulan-bulan diuji habis-habisan di Sirkuit Tegalboto, Universitas Jember.
Total jarak tempuh yang disyaratkan mencapai 9,7 kilometer yang ditempuh dalam beberapa putaran menjadi penentu tunggal dari dedikasi dan kualitas desain tim peserta.
Tim UNEJ, melalui Ahmad Ramadani, Manajer Tim TITEN (Mobil Listrik), mengungkapkan bahwa persiapan mereka telah memakan waktu 9 bulanan sejak awal tahun. Meskipun berstatus tuan rumah, tantangan terbesar datang dari karakter sirkuit sendiri.
“Secara regulasi tikungan enggak boleh 90 derajat, tetapi tikungan UNEJ itu semuanya hampir 90 derajat. Jadi tim sangat kesulitan,” ungkap Dani, dilansir dari laman Humas Unej, Sabtu (25/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa kendala ini memaksa timmnya untuk melakukan riset lebih mendalam hingga malam hari di tengah lampu penerangan yang minim.
“Kami tidak bisa latihan di pagi hari karena kondisi kendaraan yang masih lalu lalang. Nah saat malam hari itu mobil kami sudah hampir dua kali naik trotoar.” Namun, persiapan matang membuahkan hasil. “Tapi Alhamdulillah kemarin yang kita tes TI (Technical Inspection), satu kali jalan itu sudah langsung siap Race. Momen itu yang paling berkesan.”

Tantangan sirkuit UNEJ juga dirasakan oleh Tim Apatte 62 dari Universitas Brawijaya (UB). Tim UB yang mobilnya sempat mengalami crash di lintasan menyoroti titik kritis yang dihadapi driver wanita mereka, Puja Lutfiana.
“Sirkuit ini challenging karena medannya beda. Ada tikungan siku-siku yang radius beloknya 90 derajat yang sempat menyulitkan driver kami,” kata Dina Dewi (Tim Non-Tek UB).
Ibrahim Algifari (Tim Non-Tek UB) menambahkan bahwa Tikungan pertama dan Tikungan selanjutnya menjadi titik paling sulit karena naik-turun dan berbentuk siku-siku.
Tim UB, yang meriset mobil sejak Februari, terpaksa melakukan evaluasi mendadak. “Setelah insiden, evaluasinya dari mekanik sama driver-nya lebih membicarakan soal akselerasi sama turn point-nya biar mereka enggak crash,” ujar Ibrahim. Meskipun kesulitan di lintasan, Tim UB memuji dukungan tuan rumah.
“Persiapan UNEJ saat KMHE kali ini saya rasa cukup prepare, walaupun sempat terkandala saat turun hujan kemarin,” kata Dina, memuji kesiapan Paddock dan logistik yang mempermudah adaptasi mereka.

Di tengah semua tantangan ini, semangat kompetisi Tim UNEJ tetap menyala. Ahmad Rahmadani menyebut tim dari Semar UGM sebagai lawan terbesar. Namun, dengan support besar dari fakultas dan status tuan rumah, ia optimis: “Harapan untuk menang pasti 100%.”
Kisah perjuangan tim yang harus membenahi mobil di bawah tekanan waktu, berhadapan dengan tikungan 90 derajat, dan ambisi untuk menang adalah bukti nyata bahwa KMHE di Jember adalah validasi terbaik bagi masa depan teknologi energi Indonesia.
Lomba KMHE mencapai puncaknya hari minggu, yang menentukan siapa yang layak meraih gelar juara Prototipe dan Urban Concept. (Yul)