Kick off ruang belajar Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA)

Kick off ruang belajar Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA)
Foto Capture YouTube Kemendukbangga

Spektroom - Kementerian kependudukan dan pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), menggagas Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) sebagai layanan pengasuhan terintegrasi yang tidak hanya mendukung orang tua bekerja tetapi juga menjadi investasi dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul di era bonus demografi.

Hal itu dikatakan Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak (BKBA) Kemendukbangga/BKKBN, Dr. Irma Ardiana, M.A.P.S. pada Virtual Kick off ruang belajar Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Jum'at (12/9/2025).

Menurut Irma Ardiana, Tamasya memiliki empat layanan utama, yaitu peningkatan kompetensi pengasuh pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak serta pendampingan orang tua atau keluarga dan pendampingan layanan rujukan.

Irma Ardiana, M.A.P.S - Direktur BKKBA Kemendukbangga/BKKBN (Foto Capture YouTube Kemendukbangga).

"Kualitas pengasuhan bukan hanya soal kasih sayang orang tua tetapi juga sistem pendukung yang mampu memberikan layanan terstandar dan juga responsif, oleh karenanya salah satu layanan pada tamasya adalah pendampingan layanan perujukan" jelas

Dirinya juga menjelaskan, ruang belajar tamasya dihadirkan sebagai ruang belajar bersama, dimana pengasuh pengelola TPA tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan dapat belajar berbagi pengalaman serta memperkuat kapasitas dalam mendeteksi, menangani dan merujuk berbagai permasalahan anak secara tepat.


Untuk diketahui, kick off ruang belajar Tamasya,  dilanjutkan dengan pengusulan tatalaksana penanganan kasus anak di tamasya dan diakhiri70  dengan rangkaian webinar edukatif problem Based Learning,  yang terdiri dari tiga seri tematik,  yaitu tata laksana gangguan pertumbuhan anak, gangguan perkembangan anak serta  tata laksana kekerasan pada anak.

Akan Hambat Cetak Generasi Emas 2025

Sementara diforum yang sama  Wakil Menteri Dukbagga/BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagus Oka, S.Sos dalam arahannya mengatakan, lebih dari 70% penduduk Indonesia adalah usia produktif dan menjadi peluang emas yang akan menentukan apakah Indonesia benar-benar bisa mencapai cita-cita Indonesia emas 2045.

Ratu Ayu Isyana Bagus Oka - Wakil Menteri Dukbagga/BKKBN (Foto Capture YouTube Kemendukbangga)

"Visi besar ini juga sejalan dengan Asta cita ke-4 Presiden Prabowo yang menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai prioritas utama" ujar Isyana Bagus Oka menjelaskan.

Menurut dia, tantangan di depan kita tentu saja tidaklah ringan,  banyak orang tua di Indonesia terutama di perkotaan, yang menghadapi dilema, di satu sisi mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, namun di sisi lain anak-anak juga tetap membutuhkan pengasuhan yang berkualitas dan  stimulasi yang tepat di setiap masa tumbuh kembang anak.

audio-thumbnail
Voice Isyana Tamasya
0:00
/109.35825

Isyana menambahkan, data BPS menunjukkan, bahwa  beberapa tahun terakhir Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan meningkat. 

Namun demikian kita masih menghadapi masalah serius yakni masih banyaknya orang tua yang kesulitan menyeimbangkan peran sebagai pekerja di luar dan pengasuh di keluarga.

Lebih dari itu, Isyana menyebut tingginya kasus stunting dan kekerasan terhadap anak jika tidak ditangani akan menghambat upaya mencetak generasi emas 2045.

"Disisi lain, data juga menunjukkan bahwa adanya anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan, hingga masih maraknya kasus kekerasan terhadap anak, yang jika tidak ditangani akan menghambat upaya kita bersama untuk mencetak generasi emas 2045" ujarnya mengingatkan.(@Ng).