Kirab Bhinneka Gandekan Solo 2025, Cermin Keberagaman

Spektroom.id: Kirab Bhinneka Gandekan 2025 Kota Solo, Minggu sore (1/6/2025) berlangsung meriah. Warga masyarakat tumplek bleg menyaksikan di sepanjang rute kirab di wilayah Keluarahan Gandekan Kecematan Jebres Solo.
Walikota Solo Respati Ardi didampingi Wakil Walikota Astrid Widayani, melepas peserta kirab budaya di panggung kehormatan di Jalan R.E Marthadinata Gandekan. Kemeriahan begitu terasa karena secara spontan Walikota Respati didaulat naik Reog Ponorogo.
Suasana menjadi heboh, karena aksi spontanitas itu cukup menarik perhatian warga dan seluruh peserta kirab. Selain bunyi tetabuhan reog yang menggema dinamis, gerakan pemain reog dengan dadak merak dan kepala menyerupai harimau yang dinaiki Walikota, menjadi daya tarik perhatian yang begitu kuat.
Pada pelepasan kirab budaya itu, Walikota Respadi Ardi mengaku bangga atas terselenggaranya ivent tahunan Kirab Bhinneka, sebagai wujud nyata keberagaman antar komunitas warga.
“Dengan keberagaman antar komunitas warga di Gandekan ini, dapat menjadi energi positif dalam pembangunan kota Solo,” tegas Walikota Respati.
Sebagaimana diketahui Kelurahan Gandekan merupakan wilayah yang memiliki keunikan warganya, terdiri dari berbagai multi etnis seperti warga keturuanan Tionghoa, Jawa, Madura, Arab dan lainnya. Begitu pula agamanya, ada Islam, Kristen, Katolik, Budha maupun Konghuchu. Namun selama ini hidup rukun, damai, guyub dan saling menghormati. Sehingga Gandekan juga disebut sebagai Kampung Pancasila.
Ketua Panitia Kirab, Hari Sutanto mengatakan, keberagaman yang diangkat dalam Kirab Bhinneka dimaksudkan untuk tetap memeliharan dan melestarikan budaya lokal maulun nilai-nilai luhur budi pekerti dan nilai-nilai Pancasila dalam bingkai persatuan dan kesatuan Indonesia.
“Nilai-nilai budi pekerti maupun nilai-nilai Pancasila harus tetap dipelihara dan dilestarikan dalam memperkokoh kesatuan dan persatuan antar warga,” ucapnya.
Kirab Budaya sekaligus memperingati hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni itu juga menjadi ruang ekspresi warga. Ini sebagai cerminan dari budaya antar multi etni yang tumbuh saling berdampingan.
Kirab budaya tersebut, menampilkan warna warni budaya multi etnis, dimana peserta banyak mengenakan baju adat Jawa maupun Tionghoa. Begitu pula seni budaya yang ditampilkan juga semarak dan beragam, seperti tampilan reog ponorogo, tari kolosal dengan iringan gamelan maupun tarian dengan iringan musik bernuansa Tionghoa. (Ciptati Handayani)