KKL Mekar Sari Kunjungi SDN 28 Sungai Raya, Suarakan Kepedulian Usai Lantai Kelas Ambruk

KKL Mekar Sari Kunjungi SDN 28 Sungai Raya, Suarakan Kepedulian Usai Lantai Kelas Ambruk
Rifki, Ketua Kelompok Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mekar Sari. (Foto : Dok KKL)

Spektroom – Kejadian ambruknya lantai ruang kelas V di SDN 28 Sungai Raya, Dusun Paret Pelita, Desa Mekar Sari, Kubu Raya, pada Rabu (23/7/2025) lalu masih menyisakan rasa khawatir bagi siswa dan guru. Insiden tersebut terjadi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, beruntung tidak ada korban jiwa.

Sebagai bentuk kepedulian, Kelompok Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mekar Sari menyambangi sekolah tersebut pada Jumat (29/8/2025). Ketua Kelompok, Rifki, mengatakan kunjungan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus menyuarakan kepedulian terhadap keselamatan siswa.

Kondisi lantai kelas yg ambruk. (Foto : Dok KKL)

“Kondisi lantai di kelas V memang rusak parah hingga tidak bisa dipakai. Akhirnya, kegiatan belajar sementara dipindahkan ke ruang perpustakaan,” jelas Rifki.

Salah satu guru honorer, Gusti Fawasetyo mengisahkan, detik-detik ambruknya lantai kelas. Saat itu ia sedang mengajar, sementara murid-murid duduk di depan.

“Tiba-tiba lantai roboh ke bawah. Saya sendiri sedang di kursi guru, anak-anak langsung kaget dan lari. Alhamdulillah tidak ada yang terluka, tapi jelas ini sangat berbahaya,” ungkap Gusti.

Rasa takut juga dirasakan para siswa. Seorang murid bercerita bahwa mereka panik begitu mendengar suara lantai retak lalu jatuh. “Kami lagi belajar, tiba-tiba lantai roboh. Untung tidak ada yang cedera, tapi kami semua takut sekali,” katanya.

SDN 28 Sungai Raya berdiri sejak tahun 1977. Saat ini sekolah memiliki 137 siswa dengan 10 tenaga pendidik, terdiri dari 6 PNS, 1 P3K, dan 3 guru honorer. Kondisi bangunan memang sudah lama mengalami kerusakan. Bahkan pihak sekolah sudah dua tahun terakhir mengajukan permohonan renovasi, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.

“Kami sangat berharap perhatian pemerintah segera turun agar siswa bisa kembali belajar di ruang kelas yang layak. Jangan sampai insiden seperti ini terulang,” tambah Gusti.

Insiden di SDN 28 Sungai Raya menjadi pengingat pentingnya perhatian serius terhadap sarana dan prasarana pendidikan, terutama di sekolah-sekolah daerah. Lingkungan belajar yang aman merupakan hak setiap anak. Oleh karena itu, perhatian dari pemerintah, dan kerjasama dari masyarakat, hingga dunia pendidikan sangat dibutuhkan untuk memastikan anak-anak dapat belajar dengan tenang tanpa rasa takut. (RRE/Apolowelly)

Berita terkait