KONI Jatim Gelar Screening Pelatih Bela Diri Jelang PON 2028, 293 Calon Pelatih Ikuti Seleksi Ketat

Spektroom – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mengambil langkah strategis dalam memperkuat pembinaan prestasi olahraga dengan menggelar screening bagi calon pelatih Pusat Latihan Daerah (Puslatda) dan pelatih cabang olahraga bela diri. Kegiatan ini digelar selama tiga hari, mulai 28 hingga 30 Juli 2025, bertempat di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Sebanyak 293 calon pelatih dari berbagai cabang olahraga bela diri mengikuti seleksi ini. Mereka dinilai secara menyeluruh berdasarkan pengalaman melatih, prestasi yang telah diraih, serta kepribadian yang menjadi aspek penting dalam menjaga kekompakan dan harmoni tim.
Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil, menegaskan bahwa screening ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menciptakan pelatih yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga berintegritas dan profesional. Langkah ini diarahkan untuk mempersiapkan tim Jatim dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
“Kegiatan screening ini memiliki dua target. Jangka pendek untuk persiapan tim bela diri menghadapi PON mendatang. Jangka panjangnya, menyiapkan pelatih berkualitas untuk PON 2028. Pelatih yang disaring ini sebelumnya adalah sosok yang telah membawa atlet meraih medali emas dan perak di PON Aceh–Sumut, tapi itu hanya menjadi parameter administratif,” ujar Nabil, Senin (28/7/2025).
Nabil juga membuka peluang bagi pelatih lain di luar peserta screening untuk direkrut jika memang dibutuhkan dalam cabang atau nomor tertentu. Selain itu, para calon pelatih juga diwajibkan menyusun program pembinaan yang akan dinilai oleh tim dari Pendidikan dan Penataran (Diktar) serta Bina Prestasi (Binpres) KONI Jatim.
“Tim Diktar akan menilai dari sisi akademis, sementara Binpres melihat pendekatan praktisnya. Seorang pelatih bukan hanya harus piawai secara teknis, tetapi juga harus bisa menjaga kekompakan tim dan tidak menjadi sumber konflik. Keguyuban dalam tim sangat menentukan prestasi,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Dr. M.E. Winarno dari Diktar KONI Jatim menyatakan bahwa screening tahun ini lebih menyeluruh dibandingkan sebelumnya.
“Pengalaman melatih dan kepribadian menjadi pertimbangan utama agar tidak terjadi konflik internal dalam tim. Hasil screening ini akan menjadi acuan, tetapi keputusan akhir tetap ada pada Ketua KONI Jatim,” jelas Prof. Winarno.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga mutu dan objektivitas dalam penentuan pelatih, mengingat Jawa Timur bersama DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan barometer prestasi olahraga nasional.
“Kalau ingin tetap berada di puncak, kita tidak boleh main-main dalam menyiapkan pelatih,” pungkasnya.