Longsor Yang Menggelontor, Banjir Yang Mengalir, Kapan Derita Akan Berakhir?
Spektroom - Bertahan hidup di tengah bencana. Ini yang ada di benak warga korban banjir bencana saat ini. 3 pekan pascabanjir dan longsor, mereka masih harus berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan bantuan. Seperti yang dialami oleh warga di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, yang harus berjalan melintasi bukit terjal dan lereng yang curam demi mendapat bantuan.
Ya, korban banjir di pedalaman hingga kini masih minim bantuan. Penyaluran bantuan pun menjadi perjuangan yang tak mudah bagi para relawan. Ini yang dialami oleh Rahmad Maulizar, relawan asal Aceh Barat, saat menyalurkan bantuan menuju Desa Sikumur, Aceh Tamiang. Ia harus menaiki perahu, melintasi jalan berlumpur dan terjal demi bantuan bisa sampai ke korban banjir
Memasuki 22 hari pascabencana banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, warga terdampak masih hidup dalam kondisi darurat berkepanjangan, hingga Rabu (17/12/2025).
Hingga kini, persoalan hunian, listrik, dan distribusi gas elpiji belum tertangani secara menyeluruh. Di sejumlah lokasi terdampak, rumah warga hanyut dan rusak berat. Tempat pengungsian.
Krisis juga meluas ke layanan publik dasar. Di beberapa wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, listrik masih mengalami pemadaman, sementara gas elpiji langka, warga harus antre berhari-hari. Gangguan ini berdampak langsung pada aktivitas rumah tangga, usaha kecil, serta layanan sosial dasar.
Selama 2 hari Presiden Prabowo Subianto bahkan mencoba merasakan bagaimana rasanya dalam kondisi memprihatinkan itu berada di pengungsian.
"Saya cek terus. Di sana sini memang keadaan alam, keadaan fisik, ada keterlambatan sedikit, tapi saya cek semua ke tempat pengungsi, kondisi mereka baik, pelayanan kepada mereka baik, suplai pangan cukup"
Di tempat yang paling terisolasi, Takengon, BNPB dan BPBD serta relawan bekerja keras terus menerus untuk membuka jalan, termasuk jembatan berfungsi. Jembatan sudah berfungsi. Presiden Prabowo juga membuktikan bahwa akses dari Takengon, Bener Meriah, Tamiang sudah tembus.
Presiden lalu mengapresiasi kepada semua petugas. Luar biasa pekerjaan mereka. Ya, pasti masalah listrik ya ada, tidak secepat yang kita harapkan karena kondisi fisik dan kondisi-kondisi alam yang masih kita harus atasi. Menara-menara itu sangat berat.
Kemudian ada kendala-kendala, sebagian masih banjir, sehingga kabel-kabel tidak bisa tembus tapi, insyaallah ya mungkin satu minggu mudah-mudahan, ya. Tapi jangan kita terlalu berharap, semua bisa sekejap. Presiden pun berseloroh sudah saya katakan berkali-kali, saya tidak punya tongkat Nabi Musa, tapi semua bekerja keras.
Didaerah bencana Sumatra Utara, Mabes Polri mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Kabupaten Langkat. Di antaranya beras, sembako, air mineral, kasur, tandon air dan mesin penyedot air.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan komitmen Polri dalam misi kemanusiaan.
Kegiatan penanganan bencana di Aceh, Sumut dan Sumbar yang dilakukan Polri mulai dari menyalurkan bantuan logistik, membersihkan sekolah dan Masjid serta tempat pengajian.
Melakukan pencarian dan pertolongan korban, serta patroli malam di sekitar lokasi. Dapur lapangan Polri yang selalu memproduksi dan membagikan makanan bagi para pengungsi. Menyediakan dan mendistribusikan air bersih.
Tim Trauma healing Poiri memberikan layanan dukungan psikologis kepada masyarakat terdampak.
Semantara, untuk di Sumut sendiri, Polres Tapanuli Tengah mengadakan service motor gratis bagi masyarakat terdampak bencan Selanjutnya di Sumbar, Polisi melaksanaka /N pembuatan jembatan darurat di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.
Memang, pemulihan pascabencana tidak hanya menyentuh fisik saja, infrastruktur maksud saya, namun ada yang lebih efektif untuk dikerjakan yakni pemilih pshikologis dan religius, seperti apa yang dikatakan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memberikan perhatian penuh pada kebutuhan logistik serta pemulihan rumah ibadah dan layanan pendidikan usai banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Nasaruddin mengatakan, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait akan bergerak cepat memberikan bantuan pada kebutuhan paling mendesak.
Nasaruddin memastikan, pendataan kerusakan telah dilakukan secara menyeluruh mencakup jumlah madrasah, masjid, rumah ibadah berbagai agama, keluarga terdampak, mahasiswa asal Sumatera yang berada di Pulau Jawa, anak yatim, hingga korban meninggal.
Selain itu, penggunaan kombinasi pesawat TNI dan maskapai sipil menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mengandalkan satu jalur logistik. Hal ini adalah wujud kesiagaan dan koordinasi lintas lembaga yang lebih matang dibandingkan penanganan bencana beberapa tahun sebelumnya. Rute pengiriman yang mencakup Padang, Silangit, Banda Aceh, hingga Lhokseumawe juga sangat tepat, karena bandara-bandara tersebut merupakan titik terdekat menuju lokasi terdampak.
Presiden langsung perintahkan Panglima TNI untuk mengirim empat pesawat bantuan ke wilayah terdampak bencana di Sumatera. Tindakan ini menunjukkan adanya respons cepat yang memang diharapkan publik, terutama di tengah kondisi banjir dan tanah longsor yang melanda dalam beberapa hari terakhir.
Empat pesawat yang diberangkatkan sejak pukul 07.30 WIB terdiri atas tiga Hercules dan satu A400M, pesawat angkut raksasa yang baru tiba di Indonesia pada awal November 2025.
Dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah pusat menunjukkan keseriusan dalam memastikan bantuan tiba cepat dan tepat sasaran.
Kendati tantangan di daerah bencana tidak ringan, tindakan sigap seperti ini membangun kembali kepercayaan publik bahwa negara hadir dalam situasi paling sulit.
Kedepannya pola respons cepat ini diharapkan terus dipertahankan, bukan hanya saat bencana besar, tetapi juga dalam penanganan krisis kemanusiaan lainnya di masa yang akan datang.
Entah bertanya kesiapa, longsor yang menggelontor, banjir bandang yang mengalir, menyeret harta dan nyawa, lalu meninggalkan duka yang mendalam, kapan akan berakhir? Pasrah? Itu solusi jitunya, kita hanya bisa pasrahkan derita ini pada sang pencipta termasuk pencipta bencana, agar bisa kembali seperti sedia kala.
Diangkat dari berbagai sumber (@Ng).