Lumajang Ciptakan Menu Kuliner Kekinian Berbasis Bahan Lokal untuk Pasar Global

Spektroom – Sebanyak 40 pelaku usaha kuliner dan barista profesional mengikuti pelatihan Kreasi Kuliner dan Barista di Saujana Cafe and Resto selama 2 hari. Pelatihan yang digelar Dinas Pariwisata Lumajang pada 25–26 Agustus 2025 ini merupakan langkah strategis Pemkab Lumajang dalam mengangkat kuliner lokal ke panggung nasional dan internasional. Para peserta mayoritas berasal dari restoran dan kafe lokal.
Pelatihan menekankan inovasi menu berbasis bahan pangan lokal seperti krecek rebung, susu kambing Etawa Senduro, dan pisang Kirana Mas. Pada hari terakhir, Rabu 27 Agustus 2025, peserta dikompetisikan untuk menciptakan menu kreatif terbaik berbahan pangan lokal. Kompetisi ini menjadi momen penting untuk menilai kreativitas, inovasi, dan kelayakan menu untuk dikembangkan di restoran, kafe, hotel, maupun pasar yang lebih luas.
Kepala Dinas Pariwisata Lumajang menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi strategi pengembangan ekonomi kreatif, pemberdayaan petani dan peternak, serta promosi budaya daerah ke pasar nasional maupun internasional.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, menambahkan bahwa menu kreasi ini dapat diterapkan di restoran, kafe, hotel, maupun rumah tangga sehingga memberikan manfaat langsung bagi gizi keluarga.
“Inovasi berbasis bahan lokal memperkuat identitas daerah sekaligus meningkatkan daya saing produk Lumajang di tingkat nasional dan global,” ujarnya.
Krecek rebung, salah satu bahan unggulan yang digunakan, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan memiliki harga jual sekitar Rp100.000 per kilogram, menjadikannya peluang ekonomi yang menjanjikan bagi petani bambu lokal.
Susu kambing Etawa Senduro, diolah menjadi berbagai produk seperti susu segar, keju, dan yoghurt, memiliki nilai gizi tinggi dan membuka peluang usaha baru sekaligus meningkatkan pendapatan peternak.
Sementara itu, pisang Kirana Mas telah menembus pasar ekspor internasional termasuk Tiongkok dan Eropa, dengan sertifikasi Global GAP yang menjamin kualitas dan keamanan produk.
Pelatihan ini menjadi laboratorium inovasi kuliner, memperkuat identitas gastronomi Lumajang, mendorong pengakuan nasional dan global, serta menumbuhkan kesadaran akan potensi bahan pangan lokal yang selama ini kurang dikenal. Dengan strategi ini, kuliner lokal bukan hanya bisnis, tetapi motor penggerak ekonomi, pelestarian budaya, edukasi gizi, dan promosi wisata.
Langkah Lumajang menunjukkan bahwa inovasi berbasis lokal dapat menjadi strategi unggulan daerah, membuka peluang ekonomi baru, memperkuat UMKM, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.
Pelatihan ini dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Asisten Administrasi Sekda, serta sejumlah kepala Perangkat Daerah, menegaskan komitmen lintas sektor dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis kuliner lokal yang berkelanjutan. (MC Kab. Lumajang/Yul)