Manfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) Bauran Energi untuk Provinsi Lampung Akan Semakin Besar

Spektroom - Pemerintah Provinsi Lampung tetap berkomitmen dalam mempercepat transisi energi bersih dan mendukung program Net Zero Emission nasional.
Hal itu merupakan langkah strategis daerah dalam mengurangi ketergantungan pada energi berbasis fosil (batu bara, minyak bumi, dan gas alam).
Staf Ahli bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Achmad Syaifullah menegaskan , upaya serius terus dilakukan melalui koordinasi, monitoring, dan evaluasi bersama Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, serta pengembang potensi panas bumi di Lampung.
"Saat ini, kita telah mencatatkan sejumlah progres signifikan dalam pengembangan energi panas bumi dan green hydrogen sebagai bagian dari energi masa depan," ujar Achmad Syaifullah pada apel mingguan di Lapangan Korpri Setdaprov Lampung, Senin (13/10/2025).
Membacakan amanat Gubernur Lampung, Achmad Syaifullah juga mengatakan, Net Zero Emissions adalah keadaan di mana jumlah emisi karbon yang dirilis ke atmosfer seimbang dengan emisi yang diserap dari atmosfer. NZE juga berarti jejak karbon yang dihasilkan tidak melebihi jumlah emisi yang diserap Bumi.
"Bumi menyerap emisi karbon melalui ekosistem hutan dan laut untuk mencegah emisi menguap ke atmosfer. Hal ini penting karena emisi karbon yang menguap ke atmosfer akan menyebabkan gas rumah kaca dan memperparah pemanasan global" jelas dia.
Adapun progres strategis yang sedang berjalan meliputi, Eksplorasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Desa Gunung Tiga, Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Ulu Belu.
Kemudian Pembangunan Green Hydrogen Pilot Plant di WKP Ulu Belu, sebuah proyek percontohan yang mengintegrasikan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) electrolyzer dengan energi panas bumi.
Selanjutnya, Eksplorasi PLTP di WKP Way Ratai, dengan pelaksanaan 3G Surveys & Pre-Transaction Agreement (PTA) yang sedang berlangsung di Tahun 2025.
Terakhir Pelelangan Ulang WKP Danau Ranau, yang ditargetkan mendapat pemenang pada Triwulan Tahun 2026, dengan estimasi daya yang akan dikembangkan sebesar 40 MW.
"Pengembangan potensi Panas Bumi (PLTP) dan pembangunan Green Hydrogen Pilot Plant tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mendatangkan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat Lampung." lanjut dia.
Achmad Syaifullah mencontohkan, satu proyek PLTP di Lampung mencatat investasi sebesar US$ 28,85 Juta dengan potensi penyerapan tenaga kerja antara 500 sampai 1.000 orang pada Tahap Eksplorasi dan Pembangunan. Sementara itu, investasi untuk Green Hydrogen Pilot Plant mencapai US$3 Juta.
"Dengan penambahan pemanfaatan potensi Panas Bumi dan pengembangan Hydrogen ini, kita optimis persentase porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam Bauran Energi untuk Provinsi Lampung akan semakin besar di tahun-tahun mendatang," pungkasnya (@Ng).