Mengangkat Tradisi, Menyulam Pariwisata: Khamim Tohari dan Harapan Besar pada Merti Bumi Tulungrejo

Spektroom – Di tengah gempuran arus modernisasi dan digitalisasi, semangat masyarakat Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dalam melestarikan tradisi patut diapresiasi.
Sabtu (26/7/2025), lapangan Dusun Junggo menjadi saksi kebersamaan warga dalam hajatan budaya "Merti Bumi Tulungrejo, Tulus Wigati Trustha ing Widhi" yang ditandai dengan tradisi Njenang Bareng dan pertunjukan seni dari empat dusun.
Salah satu tokoh yang memberi perhatian khusus dalam kegiatan ini adalah Khamim Tohari, anggota legislatif Kota Batu sekaligus pengusaha.

Bagi Khamim, kegiatan ini lebih dari sekadar seremonial budaya tahunan. Ia melihatnya sebagai bentuk nyata dari gotong royong yang masih hidup dan berdenyut kuat di tengah masyarakat.
“Ini merupakan kearifan lokal yang layak dilestarikan. Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini di era modern digital, sebagai wujud kebersamaan dan kegotongroyongan,” ungkapnya penuh semangat.
Khamim menyoroti bagaimana tradisi membuat njenang merah yang dilakukan serentak oleh 18 RW menjadi simbol kuat persatuan antarwarga.
Lebih dari itu, ia melihat potensi ekonomi dan pariwisata dari kegiatan ini. Menurutnya, jika dikemas dengan tepat, tradisi ini bisa menjadi magnet wisata budaya yang khas dan bernilai tinggi.
Tidak sekadar apresiasi, Khamim berkomitmen untuk mengangkat kegiatan ini ke ranah yang lebih luas. Ia menyatakan akan mendorong agar tradisi seperti Merti Bumi Tulungrejo masuk ke dalam kalender event resmi Dinas Pariwisata Kota Batu.
“Saya akan mengundang Dinas Pariwisata dan mendorong kegiatan yang ada di desa-desa Kota Batu untuk bisa diangkat masuk kalender event Disparta,” tegasnya.
Namun, Khamim juga memberi catatan penting: perlu evaluasi dan perencanaan matang agar kegiatan seperti ini tidak hanya meriah sesaat, tetapi mampu bertransformasi menjadi atraksi wisata yang berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa pariwisata budaya tidak cukup hanya dengan semangat, tetapi juga perlu penataan, promosi, dan kemasan yang profesional.
Tradisi Merti Bumi Tulungrejo, menurutnya, mencerminkan makna pariwisata yang lebih dalam: bukan hanya keindahan alam, tetapi juga tentang kekayaan budaya, nilai sosial, dan spiritualitas masyarakat.
Dengan kemasan yang tepat, kegiatan seperti ini mampu menarik wisatawan lokal hingga mancanegara yang mencari pengalaman budaya otentik.
Keterlibatan Khamim dalam kegiatan ini menjadi gambaran pentingnya sinergi antara warga, tokoh masyarakat, dan pemerintah.
Ia hadir bukan hanya sebagai wakil rakyat, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang ingin budaya lokal tetap hidup dan memberikan manfaat ekonomi.
Di tangan para tokoh seperti Khamim Tohari, semangat pelestarian budaya tak hanya menjadi wacana, tetapi bergerak menjadi kekuatan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
Merti Bumi Tulungrejo bukan hanya panggung tradisi, tetapi juga panggung harapan bagi masa depan pariwisata budaya di Kota Batu.( Eno).