Mengenang Gus Dur dengan Hati: Kota Batu Satukan Langkah Merawat Warisan Kemanusiaan
Spektroom – Rapat koordinasi awal peringatan Haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-16 berlangsung sukses di Kantor DPC K-SARBUMUSI NU Kota Batu, Gedung PCNU Kota Batu Lantai 1, Jumat malam (12/12/2025).
Rapat tersebut menyatukan berbagai organisasi masyarakat sipil dan keagamaan untuk mengonsolidasikan gerakan bersama dalam merawat nilai-nilai pluralisme, kemanusiaan, dan keadilan sosial warisan Gus Dur, yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2025.
Ketua DPC K-SARBUMUSI NU Kota Batu, Rudianto, S.Pd., S.H., M.A.P., membuka rapat dengan menegaskan bahwa peringatan Haul Gus Dur tidak boleh berhenti pada seremoni, melainkan harus menjadi ruang perlawanan moral terhadap ketidakadilan sosial yang masih terjadi.
“Haul Gus Dur bukan sekadar mengenang, tetapi melanjutkan perjuangan. Gus Dur mengajarkan keberanian membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan merawat kemanusiaan tanpa sekat agama, suku, maupun kelas sosial. Sebagai organisasi buruh NU, kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal nilai-nilai itu,” tegas Rudianto dalam sambutannya.
Rudianto menambahkan pengakuan negara terhadap Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional harus dijawab dengan kerja-kerja nyata di tengah masyarakat.
Ia menekankan nilai kemanusiaan, keberpihakan pada buruh, serta solidaritas sosial harus menjadi roh utama seluruh rangkaian kegiatan Haul Gus Dur Ke-16 di Kota Batu.
Rapat yang dihadiri sekitar 20 perwakilan organisasi itu juga menyepakati susunan inti kepanitiaan Haul Gus Dur Ke-16. Yuli Efendi Mas’ud, S.Pd.I. dipercaya sebagai Ketua Panitia, Yuli Sujayanti sebagai Sekretaris, dan Wiwik Andriani sebagai Bendahara.
Sementara itu, koordinasi bidang dan kegiatan akan dibagi kepada berbagai organisasi yang terlibat, di antaranya Taman Siswa, Satupena, BANSER, GUSDURIAN, Gusdurian Muda, Komunitas mBatoe nDungo, Basis GBLP Sarbumusi, SPD (Suara Perempuan Desa), hingga Abdi Dalem Kraton Kasunanan Surakarta.
Dalam keterangannya, Yuli Efendi Mas’ud menyatakan bahwa Haul Gus Dur Ke-16 dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas iman, lintas komunitas, dan lintas generasi.
“Kami ingin Haul Gus Dur menjadi milik semua orang. Gus Dur adalah simbol keberanian berpikir, keluhuran budi, dan keberpihakan pada kemanusiaan. Kota Batu harus menjadi contoh bahwa nilai-nilai tersebut masih hidup dan relevan untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Yuli Efendi.
Yuli Efendi menegaskan bahwa pengemasan kegiatan Haul tahun ini sengaja dibuat beragam, mulai dari bakti sosial, diskusi kebangsaan, seni, sastra, hingga humor, sebagai refleksi utuh kepribadian Gus Dur yang humanis, inklusif, dan penuh kegembiraan.
“Gus Dur mengajarkan bahwa perjuangan tidak selalu harus tegang. Ada tawa, ada seni, ada dialog. Semua itu kami rangkum agar Haul ini tidak hanya menyentuh akal, tetapi juga hati dan nurani masyarakat,” imbuhnya.
Rapat koordinasi tersebut juga menyepakati lima rangkaian kegiatan utama yang akan berlangsung sejak Desember 2025 hingga Februari 2026, dengan puncak Haul Gus Dur Ke-16 yang akan digelar oleh Komunitas Gusdurian Kota Batu. Seluruh rangkaian kegiatan itu diharapkan menjadi medium aktualisasi nilai-nilai kemanusiaan, pluralisme, dan keadilan sosial di Kota Batu.
Panitia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam setiap rangkaian kegiatan sebagai bentuk penghormatan terhadap KH Abdurrahman Wahid, sosok yang tidak hanya dikenang sebagai Presiden keempat Republik Indonesia, tetapi juga sebagai Bapak Kemanusiaan dan Pahlawan Nasional yang gagasannya terus hIdup melintasi zaman.