Menuju Kota Global, Sudakah Jakarta Nyaman Bagi Pejalan Kaki

Spektroom - Di masa lalu, kondisi infrastruktur di banyak area Jakarta, termasuk Jalan Pahlawan Revolusi, memiliki lebar jalan yang terbatas seiring meningkatnya jumlah kendaraan bermotor tanpa adanya ruang khusus untuk pejalan kaki.
Jalan tanpa trotoar membuat anda harus berbagi ruang dengan kendaraan, sehingga berisiko bagi pejalan kaki alias tertabrak mobil atau sepeda motor
Sepulang kantor saat sore, sejumlah warga kerap berjalan kaki menyusuri pinggiran Jalan Pahlawan Revolusi, salah satunya Sunarni.
Karyawati asal Sukabumi ini menuturkan masa lalunya saat melintasi tepi Jalan kawasan itu yang memiliki lebar terbatas, tanpa adanya ruang khusus untuk pejalan kaki. Kondisi ini pun tidak ramah bagi penyandang disabilitas.
"Betapa sulitnya melintasi pinggiran jalan dengan kendaraan padat dan sering buat parkir liar dan juga ditempati pedagang kaki lima (PKL) mengganggu pejalan kakii" ujarnya kepada Spektroom, Rabu (8/10/2025) malam.
Seiring perkembangan kota, fasilitas pejalan kaki di Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta Timur, kini tampil dengan desain yang lebih "cantik" dan modern setelah mengalami revitalisasi besar-besaran, menjadikannya jauh berbeda dari masa lalu.
"Alhamdulilah agak nyaman trotoar sekarang dibanding dulu. Nggak was - was jalan kaki ketabrak mobil" ungkap Sunarni.
Proyek perbaikan trotoar ini dikebut sejak tahun 2023 untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki dan memperindah kawasan. Fasilitas pejalan kaki ini dilengkapi dengan ubin khusus berwarna kuning sebagai penunjuk arah (guiding block) untuk para penyandang disabilitas.
Selain itu, juga dilakukan edukasi dan penegakan aturan agar pedestrian tidak digunakan untuk parkir atau berdagang, serta mengintegrasikan trotoar dengan sistem transportasi publik massal.
Penataan fasilitas pejalan kaki dengan menyediakan kursi-kursi yang estetik dan fungsional di sepanjang jalur pedestrian, terutama di area yang terintegrasi dengan stasiun atau halte bus bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar lebih gemar berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik.
Beberapa area seperti Jalan Sudirman kini menjadi pusat aktivitas warga untuk berjalan kaki, berolahraga, dan bahkan bersantai di trotoar yang bersih dan rapi. Namun, tantangan seperti parkir liar dan pemanfaatan trotoar yang tidak sesuai peruntukannya masih terjadi di beberapa titik, menunjukkan bahwa upaya penataan perlu terus dilakukan secara konsisten.
Semoga upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan ibu kota sebagai kota global yang modern dan ramah pejalan kaki dapat terwujud