OJK Dorong Ekonomi Pesisir Lewat Ekosistem Rajungan

Feature Ekonomi Nelayan Rajungan

OJK Dorong Ekonomi Pesisir Lewat Ekosistem Rajungan
OJK Jateng-DIY bersama pemerintah daerah, industri keuangan, serta pelaku usaha menandatangani kerja sama dan mengukuhkan Campaign Manager serta Campaign Collaborator sebagai bentuk penguatan ekosistem rajungan.(Foto : Ning)

Spektroom : –Pagi itu, perahu-perahu nelayan di Desa Betahwalang, Kabupaten Demak, tampak bersandar setelah semalaman melaut. Di balik keheningan pantai, aktivitas warga begitu hidup. Kaum lelaki sibuk menurunkan hasil tangkapan, sementara kaum perempuan memilah rajungan, mengupas, dan menyiapkannya untuk dijual. Rajungan bukan sekadar komoditas laut bagi mereka, melainkan denyut nadi kehidupan.

“Di sini hampir semua warga menggantungkan hidup dari rajungan. Kalau sedang musim, hasil tangkapan bisa menjadi berkah besar,” ujar salah satu nelayan sambil menata jaringnya.

Potensi besar itulah yang kini mendapat perhatian serius dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY. Kepala OJK Jateng-DIY, Hidayat Prabowo, menyebutkan hampir 50 persen suplai rajungan dunia berasal dari Indonesia, dengan Amerika Serikat sebagai pasar utama.

“Jika sektor jasa keuangan terlibat maksimal dalam ekosistem ini, maka pertumbuhan ekonomi daerah bisa terdorong, sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan,” jelasnya.

Menurut Hidayat, ekosistem rajungan melibatkan rantai panjang: dari nelayan, pedagang, pengupas, hingga eksportir. Keterlibatan lembaga keuangan sangat dibutuhkan, mulai dari penyediaan modal kerja, perlengkapan melaut, hingga akses pasar.

Desa Betahwalang yang dihuni sekitar 6.000 jiwa, mayoritas nelayan rajungan, menjadi contoh nyata besarnya potensi pesisir. “Model ini bisa direplikasi di wilayah pesisir lain,” tambahnya.

Langkah konkret pun dilakukan. OJK Jateng-DIY bersama pemerintah daerah, industri keuangan, serta pelaku usaha menandatangani kerja sama dan mengukuhkan Campaign Manager serta Campaign Collaborator sebagai bentuk penguatan ekosistem rajungan.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menekankan pentingnya literasi dan inklusi keuangan bagi nelayan. “Masyarakat harus tahu ke mana mereka bisa meminjam dana secara legal, sekaligus memahami produk keuangan agar tidak terjebak praktik ilegal,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (Forkom IJK) Jateng-DIY, Onny S. Suharsono, menegaskan perlunya sinergi lembaga keuangan. “Jangan sampai tumpang tindih. Kalau satu wilayah sudah terjangkau program literasi oleh satu bank, maka lembaga lain bisa menyasar wilayah lain yang belum disentuh. Dengan begitu dampaknya akan lebih luas,” jelasnya.

Bagi nelayan, harapan sederhana: laut tetap ramah, tangkapan tetap banyak, dan hidup mereka lebih sejahtera. Kehadiran OJK bersama sektor keuangan menjadi angin segar yang bisa membuka jalan menuju kesejahteraan itu. Rajungan, yang selama ini hanya dianggap hasil laut biasa, kini mulai dilihat sebagai pintu gerbang ekonomi pesisir yang lebih kuat. (Biantoro/Ning).

Berita terkait

Gubernur Khofifah Kunjungi Sekretariat NPC Suport Atlet Jelang Peparpenas 2025.

Gubernur Khofifah Kunjungi Sekretariat NPC Suport Atlet Jelang Peparpenas 2025.

Spektroom - Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2025, Gubernur Jawa Timur melakukan kunjungan kerja ke Sekretariat National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Provinsi Jawa Timur di Mojokerto. Kamis( 11/9/2025 ). Kunjungan ini sekaligus menjadi momentum syukuran dan wujud kepedulian pemerintah terhadap pembinaan atlet Disabilitas yang tengah bersiap menghadapi

Agus Suyono, Buang Supeno
Petani Sekadau Diduga Tenggelam, Ditemukan Meninggal di Sungai Sekadau

Petani Sekadau Diduga Tenggelam, Ditemukan Meninggal di Sungai Sekadau

Spektroom  – Suasana duka menyelimuti warga Dusun Kampung Padang, Desa Nanga Mentukak, Kecamatan Nanga Taman, Kabupaten Sekadau, pada Kamis (11/039/2025). Seorang warga bernama Sutiya Ningsih (45) ditemukan meninggal dunia di Sungai Sekadau setelah sebelumnya dilaporkan hilang. Sutiya, yang sehari-hari dikenal sebagai petani sekaligus penjual sayur keliling, awalnya tidak terlihat

Apolonius welly, Buang Supeno