Pelatihan Seni Melipat Tanjak, Kearifan Lokal yang Bernilai Ekonomi

Pelatihan Seni Melipat Tanjak, Kearifan Lokal yang Bernilai Ekonomi
Para Pengrajin Seni Lipat Tanjak Pontianak sedang mengikuti Pelatihan . Foto : Diskominfo Pontianak.

Spektroom – Sebanyak 15 orang perajin berkumpul di Kampung Tanjak, Gang Amal, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara.

Mereka tidak sekadar berkumpul biasa, melainkan mengikuti pelatihan seni melipat tanjak, sebuah tradisi yang sarat nilai budaya Melayu.

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, hadir dan memberi apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.

Ia menyebut, pelatihan semacam ini bukan hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga bisa menjadi keterampilan bernilai ekonomi bagi masyarakat.

“Ilmu yang dibagikan di sini manfaatnya akan terus mengalir.

Sesuatu yang sederhana seperti melipat tanjak bisa berdampak luas, bahkan sampai membuka peluang usaha baru,” ujar Bahasan, Kamis (25/9/2025).

Bahasan juga menyinggung soal keterbatasan anggaran daerah.

Namun, menurutnya hal itu tidak menjadi alasan untuk berhenti berinovasi.

Justru, pelatihan seperti ini bisa mendorong lahirnya UMKM baru di enam kecamatan di Kota Pontianak.

“Kalau orang bisa melipat atau membuat tanjak, tentu akan berdampak pada penghasilan.

Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bisa bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan.

Mari kita jadikan keterampilan ini sebagai peluang usaha,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bahasan juga mendukung rencana pembangunan galeri di Kampung Tanjak.

Galeri ini nantinya akan menjadi wadah promosi sekaligus pusat pengembangan karya perajin.

Meski sederhana, kehadirannya diyakini mampu memperkuat identitas Kampung Tanjak dan mendorong ekonomi kreatif berbasis budaya.

Sementara itu, pengelola Kampung Tanjak, Suherman, menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti masyarakat dari berbagai kalangan.

Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi modal penting untuk menambah kreativitas sekaligus menambah penghasilan.

“Kami ingin Kampung Tanjak bukan hanya dikenal sebagai pusat budaya Melayu, tetapi juga sebagai ruang belajar.

Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat bisa belajar, lalu mempraktikkannya.

Baik untuk kebutuhan acara adat, maupun untuk dikembangkan menjadi produk bernilai jual,” jelasnya.

Kampung Tanjak memang dirancang sebagai pusat kerajinan sekaligus destinasi budaya di Pontianak.

Melalui pelatihan-pelatihan seperti ini, harapannya semakin banyak warga yang memiliki keterampilan baru yang bisa dipasarkan.

Bagi para peserta, ilmu yang mereka dapat bukan hanya soal melipat kain menjadi tanjak.

Lebih dari itu, ada semangat untuk menjaga tradisi, menghidupkan kembali nilai budaya, sekaligus menjadikannya jalan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Berita terkait

Alumni Doktor PAI UIJ Inginkan Berkontribusi Pada Almamater Sebagai Amanah Tri Darma

Alumni Doktor PAI UIJ Inginkan Berkontribusi Pada Almamater Sebagai Amanah Tri Darma

Spektroom - Kehadiran perguruan tinggi Islam sejak berdirinya Universitas Islam Jakarta (UIJ) tahun 1950 merupakan kesinambungan perjuangan dan kontribusi umat Islam di Indonesia dalam bidang pendidikan. Kontribusi tersebut diarahkan terlaksana pengkajian pengembangan ilmu ke - Islaman berbasis ilmu Amaliah dan ilmiah. Sejalan dengan itu, program doktor yang berdiri 19 Desember

Asmari, Nurana Diah Dhayanti
Lekransy Paparkan Strategi Pemkot Ambon Dorong Smart Economy di  Expo Sidang Sinode GPM.

Lekransy Paparkan Strategi Pemkot Ambon Dorong Smart Economy di Expo Sidang Sinode GPM.

Spektroom– Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Ambon, Ronald Lekransy, menegaskan bahwa Smart Economy menjadi kunci utama dalam membangun fondasi Ambon sebagai Smart City. Pernyataan itu disampaikan saat memaparkan strategi Pemerintah Kota Ambon dalam mendorong smart economy pada Ekspo Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) di Patimura Park,

Eva Moenandar, Pelinus Latuheru