Pembina DWP Kemenag Ajak Perempuan Terapkan Ekoteologi dari Lingkungan Keluarga
Spektroom - Pembina Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Helmi Nasaruddin Umar mengajak jajaran DWP untuk menerapkan nilai-nilai ekoteologi secara nyata, dimulai dari lingkungan keluarga. Perempuan dan ibu dinilai memiliki peran strategis dalam membentuk karakter keluarga yang peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Ajakan tersebut disampaikan Helmi saat memberikan pembinaan kepada anggota DWP Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat di Bandung, Sabtu (13/12/2025). Sebagai Pembina ia menegaskan bahwa program Ekoteologi yang tengah digulirkan Kementerian Agama membutuhkan dukungan konkret dari seluruh unsur, termasuk DWP.
“Peran perempuan, khususnya ibu, sangat penting dalam membentuk karakter anak dan keluarga yang peduli lingkungan. Saat ini Kemenag menggulirkan program Ekoteologi, dan kita semua harus mendukung gerakan ini,” ujar Helmi.
Helmi menjelaskan bahwa meningkatnya intensitas bencana alam dalam beberapa waktu terakhir tidak dapat dilepaskan dari perilaku manusia yang kurang ramah terhadap lingkungan. Kerusakan ekosistem, pola hidup yang tidak berkelanjutan, serta rendahnya kesadaran menjaga alam menjadi faktor yang memperbesar risiko bencana.
Menurutnya, pendekatan ekoteologi menjadi penting karena menghadirkan nilai-nilai keagamaan ke dalam praktik nyata menjaga lingkungan. Dalam konteks ini, keluarga menjadi ruang paling awal dan efektif untuk menanamkan kesadaran tersebut.
“Apa yang kita lakukan hari ini akan ditiru oleh anak-anak. Karena itu, kita adalah teladan pertama dalam menjaga alam dan kehidupan,” tegasnya.
Helmi juga memaparkan sejumlah praktik sederhana namun berdampak besar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pengelolaan sampah rumah tangga secara bijak, menanam tanaman di sekitar rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga membiasakan perilaku hemat energi dengan menggunakan listrik secara efisien.
“Mari kita ajarkan kepada anak-anak bahwa menjaga lingkungan juga bagian dari ibadah. Inilah cara kita beragama, bukan hanya dalam ritual, tetapi juga dalam sikap hidup,” pesannya.
Lebih lanjut, Helmi menekankan bahwa respons terhadap bencana tidak cukup berhenti pada empati dan bantuan sesaat. Yang lebih penting adalah refleksi dan perubahan perilaku secara berkelanjutan agar kerusakan lingkungan tidak terus berulang.
Melalui penguatan ekoteologi dan keteladanan di lingkungan keluarga, Helmi berharap Dharma Wanita Persatuan dapat berkontribusi nyata dalam menjaga bumi sebagai rumah bersama, sekaligus memastikan masa depan yang lebih lestari bagi generasi mendatang.
Dengan memulai dari keluarga, DWP diharapkan menjadi motor perubahan yang menanamkan kesadaran bahwa merawat lingkungan bukan sekadar pilihan, melainkan tanggung jawab moral dan spiritual bagi seluruh umat beragama. (Polin - Indah)