Pemerintah Diharapkan Beri Perhatian Pada Peran Strategis PTS Sebagai Mitra PTN
Junaidi, Agung Yunianto
Spektroom - Setiap tahun ada sekitar 1 juta lulusan SLTA di Banjarmasin, sementara kemampuan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk menampung hanya 40 persen. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan Peran Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar mampu menampung 60 persen lulusan SLTA yang tidak masuk dalam PTN.
Demikian diungkapkan Ketua STIKES Abdi Persada Banjarmasin Prof. Dr. drg. Rosihan Adhani,S. Sos., M.S., FISDPH, FISPD, Selasa (30/9/2025).
Dikatakan Rosihan, hal ini sudah disampaikan beberapa waktu lalu, saat Lita Machfud Arifin, Anggota Komisi X DPR RI ke STIKES Abdi Persada Banjarmasin.
Katanya, ada Perguruan Tinggi dengan jumlah Mahasiswa yang sangat banyak dan melebihi kapasitas. Di sisi lain ada yang kekurangan atau sangat minim diminati oleh Calon Mahasiswa. Hal inilah yang harus ada nanti kebijakan terkait pengaturan kemudian harmonisasi kolaborasi peran antara Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.
Disebutkan, PTS juga sangat sedikit mendapatkan bantuan atau hibah ataupun dukungan-dukungan bantuan operasional. Tapi di sisi lain juga harus membiayai operasional, termasuk bagaimana agar Mahasiswa mencapai kompetensi dengan melakukan praktek-praktek lapangan di berbagai sarana. "Tetapi pada kenyataannya apabila PTS melakukan praktek belajar lapangan ataupun magang dan sebagainya dikenakan biaya tarif yang tinggi. Ini menambah beban PTS dan kembali dibebankan kepada Mahasiswa,'" ungkap Rosihan.
Tindak lanjut kunjungan tersebut
sudah disampaikan oleh Lita Machfud Anggota Komisi X DPR RI kepada Gubernur Kalsel Haji Muhidin selaku Pemilik Sarana Layanan Kesehatan atau yang menerima Praktek Belajar atau Magang Lapangan Mahasiswa. "Semoga ini mendapat tindak lanjut atau perhatian dari Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota," harap Rosihan.
Berkaitan dengan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru dan juga Pengembangan Program-program Studi. Apabila PTN dihadapkan dengan PTS tidak memberikan iklim yang kondusif untuk berkembangnya PTS. Ini kata Rosihan, juga sudah dicatat dan dibawa dalam Rapat Penyempurnaan Undang-undang Sisdiknas bahwa antara PTN dan PTS ada semacam pemetaan mulai dari Bidang Keilmuan. Diharapkan nanti PTN bila mengembangkan Prodi S1 mengarah pada Bidang Keilmuan yang dikenal dengan nama Stam (Sain, Technology, Engineering dan Matematika). Juga diharapkan agar PTN lebih mengembangkan Prodi S2, S3 dan lebih mengembangkan riset-riset. Agar Bidang Studi S1 diluar STAM bisa dikembangkan oleh PTS. "Sehingga akan saling mendukung. Jadi nanti tidak ada lagi Prodi yang favorit di Swasta, Negeri juga membuka. Menambah Kouta sebanyak-banyaknya dan ini menyedot peminat-peminat yang ada di PTS," ungkap Rosihan lagi.
Rosihan mengakui dan menyadari daya tarik PTN lebih kuat Magnitnya lebih besar ketimbang PTS. Tapi kalau disadari peran 60 persen PTS, yang harus dihidupkan di swasta tersebut.
Rosihan juga mengharapkan mendapatkan dukungan-dukungan untuk mendapatkan hibah seperti KIP Kuliah untuk Program-program Studi yang kesulitan mendapatkan Mahasiswa baru.
Poin-poin yang dihasilkan dalam diskusi kunjungan Anggota Komisi X DPR RI ke STIKES Abdi Persada Banjarmasin. Menjadi catatan dan tindak lanjut Mereka dan semoga ada nanti kebijakan yang lebih menyeimbangkan dan lebih saling mendukung antara Program-program Studi di lingkungan Pendidikan Tinggi.***