Pemprov Kalteng Buka Seminar Natal Nasional 2025, Huma Betang Didorong Jadi Fondasi Penguatan Keluarga
Spektroom - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah membuka Seminar Natal Nasional 2025 di Palangka Raya dengan menegaskan kembali falsafah Huma Betang sebagai fondasi utama penguatan dan kemandirian keluarga di tengah tantangan sosial yang kian kompleks.
Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, yang diwakili Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah Yulindra Dedy, secara resmi membuka Seminar Natal Nasional Tahun 2025 di Gedung Serba Guna Paroki Santa Maria Palangka Raya, Jumat (12/12/2025). Seminar ini mengangkat subtema “Falsafah Huma Betang dalam Membangun dan Membina Keluarga Mandiri di Kalimantan Tengah.”
Dalam sambutannya, Gubernur melalui Yulindra Dedy menekankan bahwa perayaan Natal tidak sekadar ritual keagamaan, tetapi momentum refleksi untuk memperkuat kebersamaan dan keharmonisan sosial.
“Natal adalah momentum untuk menata hati, mempererat persaudaraan, dan memperbarui komitmen membangun masyarakat yang adil dan makmur,” ujar Yulindra.
Lebih lanjut, Yulindra menegaskan pentingnya nilai kearifan lokal sebagai pijakan membangun keluarga masa kini. Menurutnya, Huma Betang bukan sekadar simbol budaya, tetapi filosofi hidup yang relevan lintas zaman.
“Huma Betang bukan hanya rumah panjang, tetapi filosofi kehidupan yang menanamkan nilai keharmonisan, kekeluargaan, dan kemandirian,” tegasnya.
Ia juga menempatkan keluarga sebagai fondasi utama pembangunan daerah.
“Keluarga mandiri adalah keluarga yang beriman kuat, ekonomi tangguh, dan berkarakter unggul. Dari sanalah generasi masa depan Kalimantan Tengah dibentuk,” imbuh Yulindra.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, lanjutnya, berkomitmen menjadikan nilai kearifan lokal sebagai roh dalam setiap program pembangunan.
“Pemprov Kalteng terus memperkuat kearifan lokal demi mewujudkan daerah yang damai, maju, dan sejahtera,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah Linae Victoria Aden memaparkan bahwa falsafah Huma Betang memiliki relevansi kuat dalam memperkuat ketahanan keluarga di era modern.
“Huma Betang adalah simbol kebersamaan dan harmoni yang sangat kontekstual untuk menjawab tantangan keluarga saat ini,” jelas Linae.
Ia menilai tantangan keluarga tidak lagi sebatas ekonomi, tetapi juga mencakup ketahanan psikologis dan sosial.
“Ketahanan keluarga menyangkut kemampuan menghadapi krisis, menjaga komunikasi, serta membangun relasi yang sehat di dalam keluarga,” ujarnya.
Linae juga menyoroti peran negara dalam melindungi kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.
“Melalui Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga, serta UPT Perlindungan Perempuan dan Anak, kami memastikan kelompok rentan memperoleh perlindungan dan layanan yang layak,” terangnya.
Menurut Linae, penguatan keluarga adalah investasi jangka panjang bagi pembangunan daerah.
“Keluarga yang kuat akan melahirkan generasi berkualitas. Karena itu, penguatan keluarga adalah investasi strategis bagi masa depan Kalimantan Tengah,” tandasnya.

Seminar Natal Nasional 2025 diharapkan menjadi ruang strategis untuk merumuskan langkah konkret penguatan keluarga sekaligus memperkokoh nilai Huma Betang sebagai identitas budaya dan moral masyarakat Kalimantan Tengah. Melalui kolaborasi pemerintah, tokoh agama, akademisi, dan masyarakat, falsafah lokal tersebut diharapkan tetap hidup dan relevan dalam menjawab tantangan zaman.
(Polin - Anggelina RK)