Penyandang Stunting Tahun 2025 Meningkat, Ini Penyebabnya

Penyandang Stunting Tahun 2025 Meningkat, Ini Penyebabnya
Suasana kegiatan Rembug Stunting di Aula Desa Curahnongko. kecamatan Tempurejo, Jember, Jawa Timur

Spektroom - Penanganan Stunting telah menjadi perhatian dunia global termasuk Indonesia karena pengaruhnya terhadap kecerdasan kognitif anak. Beragam upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menekan angka stunting melalui kampanye nasional pravalensi stunting.

Kunci keberhasilan kampanye yang di jalankan tersebut yaitu kemauan kuat masyarakat untuk selalu hidup bersih dan sehat, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Curahnongko Kecamatan Temporejo Jember, Jawa Timur.

Untuk mengatasi persoalan Stunting, Pihak Pemerintahan Desa bersama DP3 AKB Kabupaten Jember pada Selasa pagi (22 Juli 2025) melakukan Kegiatan Rembug Stunting dalam Rangka Pencegahan dan Penurunan Stunting Tingkat Desa di Aula Desa Curahnongko.
Kegiatan tersebut di hadiri oleh Bidan Desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK), Kader Posyandu serta ketua RDS Curahnongko, Kepala Desa Curahnongko bersama staf dan instansi terkait lainnya.

Menurut Bidan Desa Curahnongko Kecamatan Temporejo Jember Rianfita Lestari, jumlah Stunting tahun 2025 lebih meningkat di banding tahun sebelumnya yakni saat dilakukan pendataan kegiatan Posyandu di bulan Pebruari dengan pemberian Vitamin A dan pemberian obat cacing, sasarannya di bulan itu banyak yang hadir, sehingga saat dilakukan pengecekan data pada Pebruari 2025 ada sekitar 37 anak tergolong Stunting, sehingga ada kenaikan 2 % dibandingkan tahun sebelumnya.

Rianfita Lestari selaku Bidan Desa Curahnongko Kecamatan Temporejo Jember ketika di jumpai Media Spektrom pada Selasa pagi (22/07/25) mengatakan, Penyebab tingginya angka Stunting di Desa Curahnongko hingga naik 2 % di banding tahun sebelumnya tersebut selain disebabkan oleh Faktor Ekonomi, karena orang tua mereka bekerja menjadi TKW diluar negri, sehingga hak asuh anak di serahkan ke Nenek mereka.

"Kami merasa Prihatin ketika di lakukan pendataan di Posyandu dan kedatangannya
lebih 100% itu ada 37 Balita stunting, sedangkan untuk persentasenya 11%, Kondisi tersebut di bawah target Nasional jika dibandingkan tahun 2024, sehingga ada peningkatan sedikit 2% karena di tahun 2025 ini banyak sekali bayi lahir dengan masalah dan pola asuh juga masih banyak dititipkan ke Neneknya karena ditinggal orang tuanya ke luar negeri, sehingga anak tersebut oleh neneknya jarang di bawak ke Posyandu" ujarnya.
"Berbeda saat masih ada orangtuanya selalu hadir di Posyandu, sehingga pemberian Vitamin dan makanan bergizi masih bisa terpenuhi". Pungkasnya.

Ismail Nawawi (kiri/baju putih), Kepala Desa Curahnongko Kecamatan Temporejo Jember

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Desa Curahnongko Kecamatan Temporejo Jember Ismail Nawawi. "Melihat kondisi demikian pihak Pemerintah Desa bersama Instansi terkait baik dari DP3AKB Jember maupun dari Bidan Desa serta petugas kader Posyandu serta tokoh masyarakat terus berupaya melakukan pencegahan baik melalui Sosialisasi maupun Penambahan asupan Gizi saat kegiatan Posyandu serta instansi terkait saling memberikan edukasi kepada orang tua agar di Curahnongko tidak lagi ada Stunting" ungkap Ismail.

Untuk mengatasi persoalan Stunting, tegas Ismail Nawawi, bukan semata-mata merupakan tanggung jawab Pemerintahan desa saja, Namun merupakan tanggung jawab bersama sebagai sesama anak Bangsa.(Suyanto)