Pertemuan Ibu-Ibu Katolik Darit: Menyatukan Tradisi, Iman, dan Kebersamaan
Spektroom – Tarian Jonggan, tarian tradisional masyarakat Dayak Kanayatn yang penuh kegembiraan dan sukacita, menjadi salah satu kegiatan yang paling ditunggu dalam acara Temu Ibu-Ibu Katolik Se-Paroki St. Agustinus dan Matias Darit, Kecamatan Menyuke, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Lomba tarian ini digelar selama dua malam, mulai Jumat malam hingga Sabtu malam, dan resmi ditutup oleh Pastor Paroki, Hendrik Sumare, M.SC, pada Minggu siang (23/11/2025).
Seksi acara Temu Ibu-Ibu Katolik, Marta Lea Resti, menjelaskan bahwa perlombaan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga bagian dari upaya pelestarian budaya Dayak Kanayatn, khususnya di lingkungan Gereja St. Agustinus dan Matias Darit.
Menurutnya, kegiatan ini sengaja digelar untuk memperkuat iman sekaligus memperkenalkan nilai budaya kepada para ibu-ibu dan generasi muda di wilayah tersebut.
“Jonggan berasal dari bahasa Dayak yang berarti joget atau menari.
Tarian ini menjadi simbol kebersamaan, keakraban, dan kegembiraan,” ujar Marta Lea Resti.
Ia menambahkan, Jonggan sering ditampilkan dalam berbagai acara adat seperti pesta perkawinan atau hajatan lainnya, sebagai wujud syukur dan sukacita masyarakat.
Dalam perlombaan tersebut, suasana hangat terasa sejak tarian dimulai.
Alunan musik lembut mengiringi gerakan anggun para penari, sementara para penonton tampak antusias dan bahkan ikut menari bersama.
Keikutsertaan penonton ini menjadi ciri khas Jonggan yang memang dikenal sebagai tarian yang mengajak siapa pun untuk larut dalam kegembiraan bersama.
Tidak hanya sekadar hiburan, Jonggan juga memiliki makna sosial yang kuat.
Tarian ini menggambarkan nilai gotong royong, kebersamaan, dan interaksi sosial dalam masyarakat Dayak.
Nilai-nilai inilah yang ingin terus dijaga oleh panitia melalui kegiatan perlombaan tersebut.
Lomba Jonggan tahun ini diikuti oleh 21 peserta yang berasal dari berbagai stasi dan lingkungan Gereja Katolik St. Agustinus dan Matias Darit.
Persaingan berlangsung meriah, dengan masing-masing kelompok menampilkan kreativitas dan kekompakan mereka.
Hasil akhir perlombaan menetapkan Lingkungan Santa Maria sebagai Juara 1, disusul Lingkungan Santo Yohanes Don Bosco sebagai Juara 2, dan Stasi Bagak sebagai Juara 3.

Sementara untuk kategori juara harapan, Stasi Ladangan meraih Harapan 1, Lingkungan Santo Petrus meraih Harapan 2, dan Lingkungan Santo Andreas meraih Harapan 3.
Melalui kegiatan ini, masyarakat berharap tradisi Jonggan terus hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Dayak Kanayatn, sekaligus mempererat hubungan antarumat di lingkungan Gereja St. Agustinus dan Matias Darit.