Petani Jateng Mulai Rasakan Manfaat Bantuan Jaringan Irigasi Gubernur Ahmad Luthfi
Spektroom Semarang: Program bantuan jaringan irigasi dan pompanisasi dari Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mulai menampakkan hasilnya bagi petani.
Sebanyak 180 kelompok tani di Jawa Tengah merasakan manfaat bantuan jaringan irigasi ini sehingga petani mudah memperoleh air dan meningkatkan hasil panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, program irigasi bagian dari strategi Jateng sebagai lumbung pangan nasional.
“Tahun 2025, jaringan irigasi tersier dibangun di sembilan kabupaten dan diperluas ke 22 kabupaten/kota,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu(12/11/2025).
Selain jaringan irigasi, bantuan juga diberikan dalam bentuk irigasi perpompaan. Sebanyak 15 kelompok tani sudah menerimanya untuk memperkuat ketersediaan air lahan.
Fransisco menambahkan, pemerintah juga menjalankan program petani zilenial untuk regenerasi petani muda. Inovasi itu diharapkan memperkuat ketahanan pangan dan produktivitas pertanian modern.
Menurutnya produksi gabah kering di Jateng sudah mencapai 11,36 juta ton, jumlah itu telah melampaui target tahunan pemerintah provinsi.
Di Desa Krandon, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan misalnya, sejak pembangunan irigasi tersier, aliran air mengalir lancar bahkan hingga ke sawah desa tetangga.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Desa Krandon, Eko Supriyadi mengatakan, sebelum ada bantuan, air hanya mampu mengairi 20 hektare lahan. Kini, jaringan irigasi mampu menjangkau lebih dari 40 hektare sawah.
Menurutnya, manfaat irigasi ini sangat dirasakan para petani di desanya. Sekitar 60 petani kini bisa menanam lebih banyak dan panen lebih cepat.
“Ini sangat bagus dan sangat berguna bagi petani. Bahkan air yang mengalir dari jaringan irigasi itu juga dapat mengairi sawah sampai ke desa tetangga,” katanya, Rabu (12/11/2025).
Petani setempat, Rustayin, mengaku hasil panennya meningkat setelah mendapat akses air cukup. Dari dua kali tanam, kini menjadi tiga kali dalam setahun.
Ia menuturkan, hasil panen yang dulu hanya 6 ton per hektare kini mencapai 7 ton lebih. "Petani di sini sangat senang dan merasa diperhatikan oleh pemerintah,” ucapnya.