Ringo Lojok, Landak Segera Dialiri Listrik PLN
Spektroom — Hujan deras yang turun sejak pagi di Desa Ringo Lojok, Kecamatan Banyuke Hulu, Rabu (13/11/2025), tak mampu meredam langkah kecil penuh harapan dari warga 6 dusun yang selama puluhan tahun hidup dalam gelap.
Di antara rimbun hutan dan jalan tanah yang licin, tim pengawas Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Khatulistiwa dari PT PLN Kalimantan Barat datang membawa sesuatu yang berarti lebih dari sekadar pengukuran Mereka membawa harapan.
Bagi warga di Dusun Berinang, Lesung, Kelapaan, Segonjeng, Nangka, dan Sebakit, kehadiran tim PLN ibarat jawaban dari doa yang tak pernah berhenti dipanjatkan.
Di 6 dusun ini, malam selama ini hanya diterangi lampu pelita, sementara anak-anak belajar dengan cahaya seadanya dan warga dewasa menahan gelap sebagai bagian dari rutinitas hidup.
Karena itu, ketika tim mulai memasang pancang tanda awal berdirinya tiang listrik warga menyambutnya dengan hati yang nyaris tak percaya.
Pengukuran dan pemasangan pancang tersebut dilakukan oleh tim UP2K Khatulistiwa, didampingi Kepala Desa Ringo Lojok Mulyadi, staf Kecamatan Banyuke Hulu Sabirin, BPD, pendamping desa, dan masyarakat setempat.
Mereka mengikuti setiap langkah petugas, memastikan bahwa proses berjalan seperti yang diimpikan selama ini.
Kepala Desa Ringo Lojok, Mulyadi, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. Suaranya bergetar ketika mengingat perjalanan panjang warganya menghadapi gelap yang tak kunjung pergi.
“Atas nama masyarakat, khususnya di 6 dusun yang belum terjangkau listrik, saya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada PT PLN, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Pusat.
Pengukuran dan pemasangan pancang ini adalah awal dari harapan,” ujarnya kepada Spektroom, Jumat (14/11/2025).
Ia mengatakan, apa yang dimulai pada hari itu adalah jawaban dari penantian puluhan tahun. “Puji Tuhan, proses berjalan lancar meski sempat diguyur hujan lebat.
Di balik langkah-langkah petugas yang menancapkan pancang, tersimpan kisah warga yang menanti perubahan.
Tentang malam yang selama ini hanya diisi cahaya minyak tanah. Tentang anak-anak yang ingin belajar lebih lama. Tentang ibu-ibu yang ingin memasak tanpa takut kehabisan pelita.
Dan tentang harapan agar gelap yang mereka kenal terlalu lama akhirnya berganti terang. Kini, di 6 dusun itu, pancang pertama telah berdiri.
Dan bersama itu, berdirilah harapan baru bahwa suatu hari nanti, cahaya listrik akan benar-benar menerangi Ringo Lojok.