Rumah Makan Gratis Purwokerto, Dapur Kebaikan yang Tak Pernah Padam

Rumah Makan Gratis Purwokerto, Dapur Kebaikan yang Tak Pernah Padam
Ruang Makan dari Rumah Makan Gratis Purwokerto, hari Sabtu (22/11/2025) berubah untuk kegiatan sosial lainnya yaitu Donor Darah. (Foto : Biantoro).

Spektroom — Di sebuah sudut Kota Purwokerto, aroma masakan selalu mengepul setiap pagi. Namun, berbeda dari rumah makan lain, tempat ini tidak pernah menempelkan daftar harga. Di sini, tak ada kasir, tak ada hitung-hitungan keuntungan. Yang ada hanyalah semangat berbagi: siapa pun boleh makan, siapa pun boleh berdonasi.

Rumah Makan Gratis (RMG) Purwokerto didirikan pada 2020, di tengah masa ketika banyak orang mengalami kesulitan hidup. Lima tahun berlalu, dapur sederhana itu masih tetap menyala, menghidangkan harapan bagi ratusan warga yang membutuhkan. Setiap hari—kecuali Sabtu dan Minggu—sekitar 300 orang datang untuk sekadar mengenyangkan perut, menenangkan hati, dan merasakan uluran tangan sesama.

Tidak ada perut yang dibiarkan lapar di kota ini.

Penanggung jawab RMG Purwokerto, Adhi Tri Satya, menyebut tempat ini lahir dari gagasan yang sederhana namun bermakna dalam.

“Kami hanya ingin tidak ada perut yang dibiarkan lapar di Purwokerto, tanpa memandang status sosial, pekerjaan, suku, agama, atau keyakinan,” ujarnya.

Baginya, RMG adalah ruang besar tanpa pintu. Semua boleh masuk, semua berhak makan. Dan semua juga boleh menyisihkan rezeki untuk membantu orang lain.

Aksi Sosial Pengganti Libur: Dari Dapur ke Donor Darah

Jika hari kerja diisi dengan kegiatan memasak dan menyajikan makanan gratis, akhir pekan justru digunakan RMG untuk kegiatan sosial lain. Seperti Sabtu (22/11/2025), Ruang  maksn di Rumah Makan Gratis ini mendadak berubah menjadi ruang donor darah.

Suasananya hidup: warga datang silih berganti, sebagian masih mengenakan seragam kerja, sebagian lainnya berkelompok bersama teman. Dari 74 calon pendonor, 56 orang memenuhi syarat, sementara selebihnya harus tertunda karena kondisi kesehatan seperti tensi atau kadar HB yang tidak sesuai.

Bagi Adhi, angka ini lebih dari sekadar jumlah kantong darah.

“Lumayan, 56 kantong bisa membantu kebutuhan darah pasien rumah sakit melalui PMI,” katanya bangga.

Suasana Rumah Makan Gratis Purwokerto pada hari Senin - Jumat warga makan prasmanan bersama (Foto : Biantoro).

M.Nasir kasi pelayanan Donor Darah pada UDD  PMI Kabupaten Banyumas, yang hadir dalam kegiatan tersebut, membenarkan betapa pentingnya ketersediaan darah.

Ia mencatat bahwa permintaan darah mencapai rata-rata 230 kantong per hari, berasal dari sekitar 60 rumah sakit di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

“Bulan rawan biasanya terjadi saat puasa, libur Natal, dan Tahun Baru,” jelasnya.

Kondisi inilah yang membuat RMG mempertimbangkan untuk kembali mengadakan donor darah menjelang masa libur panjang akhir tahun.

Dapur Kebaikan yang Tidak Sekadar Mengenyangkan

Rumah Makan Gratis Purwokerto bukan hanya tentang makanan. Ia adalah cerita tentang solidaritas; tentang bagaimana sebuah kota kecil bisa punya begitu banyak orang besar hati. Dari sepiring nasi, dari setetes darah, dari waktu yang disisihkan warga—semua merangkai sebuah pesan yang sama: kebaikan tidak harus menunggu kaya, tidak harus menunggu sempurna.

Warga dari berbagai status sosial memanfaatkan keberadaan Rumah Makan Gratis Purwokerto yang disajikan secara prasmanan (Foto. : Biantoro)

Dan selama dapur itu masih mengepul, selama ada tangan-tangan sukarela yang bekerja, harapan itu akan terus dihidangkan, setiap hari.//

Penulis: Biantoro

Berita terkait

PMI Jember Kerjasama Dengan Japanese Red Cross Society (JRCS) Edukasi Masyarakat di Wilayah Rawan Bencana

PMI Jember Kerjasama Dengan Japanese Red Cross Society (JRCS) Edukasi Masyarakat di Wilayah Rawan Bencana

Spektroom - Koordinator Lapangan program PMI Jember–JRCS, Weni Catur Fitriani, menjelaskan program kerjasama dengan Japanese Red Cross Society (JRCS) fokus edukasi kepada masyarakat dan sekolah di Wilayah Rawan Bencana. Sabtu (06/12/2025). Weni Catur Fitriani menjelaskan, selain mengedukasi masyarakat dan sekolah, juga pemberian paket kesiapsiagaan, dengan pendistribusian paket

Budi Sucahyono, Julianto