SD Muhammadiyah Sampit Laksanakan In House Training (IHT) Digitalisasi Pendidikan dan Penguatan karakter

SD Muhammadiyah Sampit Laksanakan  In House Training (IHT) Digitalisasi Pendidikan dan Penguatan karakter
Para Pimpinan Muhammadiyah Kotawaringin Timur dan guru-guru SD Muhammadiyah Sampit foto bersama setelah acara pembukaan kegiatan (Foto SD Muhammadiyah Sampit)

M.Saleh Maran/Agung Yunianto

Spektroom- SD Muhammadiyah Sampit melaksanakan kegiatan In House Training (IHT) selama dua hari, Rabu–Kamis (22–23/10/2025), dengan tema “Pembelajaran Mendalam, Koding & Kecerdasan Artifisial, serta Penguatan Pendidikan Karakter.”

Kegiatan yang diikuti seluruh guru itu menjadi bagian dari upaya sekolah membangun sistem pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dengan  berakar kuat pada nilai-nilai karakter dan keislaman.

Acara dibuka oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Timur, H. Ahmad Mahali, S.Pd., yang menegaskan pentingnya guru memiliki kesiapan menghadapi era digital tanpa kehilangan jati diri pendidikan Islam berkemajuan.“Teknologi hanyalah alat. Yang utama tetap karakter, keteladanan, dan nilai-nilai yang menuntun arah pendidikan kita,”

Selama dua hari peserta memperoleh pembekalan materi dan praktik langsung terkait pembelajaran mendalam (deep learning), dasar-dasar koding dan kecerdasan artifisial (AI), serta strategi penguatan pendidikan karakter di ruang kelas.

Kepala SD Muhammadiyah Sampit, Mardiyah Siregar, dalam sambutannya, menyebut kegiatan ini sebagai langkah konkret sekolah dalam menerjemahkan arah kebijakan pendidikan nasional yang kini menekankan pada Pembelajaran Mendalam (PM) — pendekatan yang mendorong berpikir kritis, reflektif, dan bermakna.

Dikatakannya “Sebagaimana tercantum dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (2025) , pendekatan ini berupaya menumbuhkan pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan” melalui pengembangan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara terpadu”.

Mardiyah juga mengatakan ”Dalam praktiknya, guru diajak menata ulang pola ajar agar siswa tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami konteks pengetahuan dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, guru menjadi fasilitator yang membantu peserta didik menemukan makna dari proses belajar”

Materi koding dan kecerdasan artifisial menjadi sorotan utama dalam pelatihan ini. Peserta diajak mengenal logika dasar pemrograman serta penerapan AI sederhana untuk mendukung pembelajaran kreatif. 

“Dengan bekal pelatihan ini, para guru diharapkan mampu mengimplementasikan pembelajaran yang lebih kontekstual, inovatif, dan relevan dengan tantangan zaman, sembari menumbuhkan generasi berakhlak mulia dan siap menghadapi era kecerdasan buatan”, tutup Mardiyah

 

 

 

Berita terkait