Sinuwun Wafat, Siapa Penerus Raja Keraton Surakarta Hadiningrat?

Sinuwun Wafat, Siapa Penerus Raja Keraton Surakarta Hadiningrat?

audio-thumbnail
SKS Kamis 6 Nopember
0:00
/653.994313

Spektroom - Hari Minggu 2 November 2025, kota Surakarta menerima kabar duka. Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi, Raja dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, meninggal dunia pada usia 77 tahun setelah menjalani perawatan intensif di RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo.

Sinuwun Pakubuwono XIII lahir pada tanggal 28 Juni, 1948 di Surakarta dengan nama kecil Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi. Sebagai putra sulung dari Pakubowono XII, beliau naik tahta menjadi Susuhunan Kasunanan Surakarta pada 10 September 2004.

Selama masa kepemimpinannya, Sinuwun dikenal sebagai tokoh yang menjaga kelestarian budaya Jawa dan memulihkan suasana internal keraton yang sempat mengalami konflik internal.

Sementara Sinuwun PB XII diketahui memiliki enam istri dan 35 anak, sehingga persoalan penerus takhta menjadi sangat kompleks. Sejak kecil, Hangabehi tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi tata krama bangsawan dan nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Sebelum dinobatkan menjadi raja, Sinuwun telah aktif dalam urusan adat istana dan kehidupan internal keraton. Sebagai putra tertua, Hangabehi dianggap sebagai calon pewaris takhta yang sah.

Namun, situasi menjadi rumit setelah PB XII wafat pada 11 Juni 2004 dan dimakamkan di Kompleks Makam Raja-raja Mataram, Imogiri, Yogyakarta.

Wafatnya PB XII memicu perpecahan di tubuh keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta. Dua tokoh muncul sebagai calon penerus takhta, yakni KGPH Hangabehi dan adiknya, KGPH Tejowulan.

Dalam rapat Forum Komunikasi Putra Putri (FKPP) PB XII pada 10 Juli 2004, keluarga menetapkan Hangabehi sebagai penerus dan merencanakan penobatan pada 10 September 2004.

Namun sebelum acara berlangsung, sebagian keluarga lain justru menobatkan Tejowulan sebagai raja pada 31 Agustus 2004 di Sasana Pumama, Solo.

Perseteruan kian memanas ketika pendukung Tejowulan mendobrak masuk ke lingkungan keraton dan memicu bentrokan yang melibatkan abdi dalem serta bangsawan. Peristiwa tersebut menjadi salah satu konflik paling serius dalam sejarah modern Kasunanan Solo.

Meski demikian, penobatan Hangabehi tetap digelar pada 10 September 2004 di Bangsal Manguntur Tangkil, Sitihinggil Lor. Acara itu dihadiri para bangsawan, perwakilan kerajaan daerah, hingga duta besar negara sahabat, yang menegaskan legitimasi Hangabehi sebagai Paku Buwono XIII.

Kembali ke wafatnya Sinuwun Pakubuwono XIII, kakak dari Gusti Mung dan ayahanda Gusti Rumbai ini, telah dimakamkan pada Rabu, 5 November 2025, di Astana Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jenazah diberangkatkan dari Keraton Solo menuju Loji Gandrung dengan kereta pusaka, kemudian dipindahkan ke mobil jenazah untuk dibawa ke Imogiri.

Selama prosesi pemakaman, area makam Kedaton hanya diperuntukkan bagi keluarga keraton, namun masyarakat umum tetap bisa mengikuti salat jenazah di Masjid Kagungan Dalem.

Setiap raja dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang mangkat semestinya memiliki kedhaton atau bangunan tempat pemakaman sendiri. Namun, karena kedhaton milik Pakubuwono XIII belum sempat dibangun, maka untuk sementara waktu jenazah Pakubuwono XIII dimakamkan di kedhaton Pakubuwono XII.

Kedhaton milik Pakubuwono XII yangdigunakan untuk memakamkan Pakubuwono XIII berada dalam satu kompleks dengan kedhaton milik mendiang Pakubuwono X dan XI.

Lalu, siapa penerus trah Pakubuwono?

Adalah GKR Timoer Rumbai putri sulung Almarhum Sinuwun PB XIII, ada amanah dari Sinuwun bahwa dikeluarganya terdapat dua laki laki, yakni Gusti Raden Mas (GRM) Suryo Suharto atau Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Mangkubumi, dan GRM Suryo Aryo Mustiko atau KGPH Puruboyo, yang kini menyandang gelar putra mahkota, diamanahkan untuk mencapai kesepakatan siapa yang akan menggantikan Sinuwun, untuk memimpin Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. KGPH Purbaya, atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rojoputro Nalendra ing Mataram, putra bungsu PB XIII ini telah dinobatkan sebagai putra mahkota sejak tahun 2022, melalui prosesi adat resmi di Keraton Surakarta.

Bahkan Putra Mahkota Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunagoro Sudibyo Rajaputra Narendra Mataram mendeklarasikan ikrar naik tahta Keraton Surakarta, Beberapa saat sebelum pelepasan jenazah Sinuwun Pakubuwono XIII.

Putra bungsu Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwana XIII Hangabehi itu menyebut dirinya Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XIV.

Ikrar tersebut diucapkan Hamangkunagoro usai membacakan pidato pelepasan jenazah SISKS Pakubuwana XIII. Dirinya mengucapkan terima kasih kepada para pelayat yang telah memberikan penghormatan kepada swargi (almarhum).

Tak pelak Maha Menteri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan membuka kemungkinan munculkan kandidat lain penerus tahta Keraton Kasunanan Surakarta.

Melalui Juru Bicara Tedjowulan, KP Bambang Pradotonagoro, monggo saja Gusti Rumbai berpendapat seperti itu, tapi yang jelas, Keraton dikelola tidak hanya oleh satu trah saja.

Menanggapi issue bahwa Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya, putra bungsu PB XIII, disebut sebagai calon kuat penerus takhta PB XIV, Tedjowulan memilih untuk tidak memberikan komentar mendalam.

“Boleh saja semua orang ngomong seperti itu, tetapi dasar yang digunakan dari Kemendagri kan ada, intinya apa. Monggo saja, tapi saya selaku yang tertua di situ,” ujarnya.

Tedjowulan menegaskan, penentuan suksesi harus tetap berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 430-2933 Tahun 2017 yang menetapkan status dan pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan adat Keraton Surakarta, bukan hanya pada pendapat pribadi atau klaim sepihak.

Innalilahi wa innailaihi rojiun, Sugeng tindak Sinuwun, Mugi Gusti Allah maringi panglipur dhumateng kulawargi ingkang dipun tilar" (Selamat jalan Sinuwun Semoga Allah memberi penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan) ya, semoga. (@Ng).

Berita terkait