Sri Mulyani : Dari SBY, Ditarik Jokowi Hingga Prabowo, Lalu Diganti

Sri Mulyani : Dari SBY, Ditarik Jokowi Hingga Prabowo, Lalu Diganti
Flyer: ilustrasi/Spektroom
audio-thumbnail
SKS Kamis 11 Sep 2025
0:00
/410.596625

Spektroom - Reshuffle kabinet yang diumumkan Istana pada Senin, 8 September 2025, mengirimkan frekuensi kejut ke seluruh sendi perekonomian.

Keputusan untuk mencopot Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan direspons secara instan dan massive oleh pasar.

Pergantian ini menjadi sorotan utama, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok ke zona merah, membakar miliaran nilai kapitalisasi.

Reaksi negatif pasar ini bukanlah sekadar sentimen sesaat. Ini adalah sinyal terukur bahwa para pelaku ekonomi tidak melihat pergantian ini sebagai langkah strategis yang matang.

Sebaliknya, ini adalah kemenangan politik jangka pendek yang jelas-jelas mengorbankan stabilitas ekonomi jangka panjang dan nalar teknokratis yang esensial.

Bayangkan seorang nakhoda ahli dipaksa mengarungi badai ganas dengan kompas yang sengaja dirusak dan peta yang usang.

Hasilnya bukanlah penyelamatan heroik, melainkan sebuah bencana fatal yang tak terhindarkan dan sudah dapat diprediksi. Analogi ini dengan presisi menggambarkan nasib seorang pakar yang terperangkap dalam sistem birokrasi yang disfungsional dan beracun.

Dalam konteks demokrasi, reshuffle kabinet mencerminkan dinamika politik yang wajar, di mana evaluasi dan penyesuaian adalah bagian penting dari perjalanan pemerintahan.

Namun, lebih dari itu, kita diajak untuk melihat momentum ini sebagai kesempatan memperbaiki kinerja, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat, serta menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Besar harapan untuk perubahan dalam Kabinet Merah Putih ini benar-benar mampu membawa energi baru yang dapat memperkuat langkah bangsa menuju cita-cita bersama Indonesia Emas 2045.

Perombakan kabinet tersebut menandai berakhirnya masa jabatan eks Direktur Pelaksana Bank Dunia sebagai Menteri Keuangan secara beruntun tanpa putus sejak 2016.

Belakangan, Bu Yani, demikian wanita 63 tahun ini kerap di sapa, menjadi sasaran kritik masyarakat bahkan penjarahan imbas berbagai kebijakan fiskal di era kepresidenan Prabowo, seperti kebijakan upah guru dan dosen, efisiensi APBN, kenaikan gaji pejabat publik, dan wacana kenaikan tarif PPN 12 persen.

Lahir di Bandarlampung 26 Agustus 1962. Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia 1986, Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat dan empat tahun kemudian meraih gelar Master of Science of Policy Economics 1990. Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D. in Economics pada 1992.

Keren memang jejak keilmuannya, pantaslah 3 Presiden memakai SMI untuk mengatur keuangan negara.

Apa mau dikata, belum genap setahun, Presiden Prabowo Subianto keburu menyingkirkan dan menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai penggantinya.

Namun baru beberapa menit setelah dilantik, Purbaya sudah mengeluarkan steidmen kontroversial.

Purbaya mungkin tidak mengerti bahwa aksi demonstrasi terjadi serempak hampir di setiap kota, bahkan sampai muncul imbauan agar ASN yang bekerja untuk tidak menggunakan kendaraan plat merah, lalu dengan entengnya, Purbaya mengatakan bahwa tuntutan 17+8 merupakan tuntutan sebagian kecil rakyat, seakan Kang Pur tidak mengerti bahwasanya kebijakan tentang kenaikan pajak dan meroketnya angka PHK adalah bencana ekonomi yang menyangkut nasib banyak orang.

Ya, itulah faktanya sosok Purbaya, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang kini Menteri Keuangan.

Terlepas dari itu semua, sebelum Sri Mulyani kena reshuffle, sempat beredar kabar mantan petinggi di World Bank itu mengajukan pengunduran diri kepada Prabowo.

Kabar pengunduran diri mencuat usai musibah penjarahan di rumah Sri Mulyani, kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Minggu dini hari tepat diusianya 63 tahun 5 hari.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi memberi sinyal bahwa pergantian menteri di Kabinet Merah Putih merupakan hak prerogatif presiden.

Ada evaluasi yang membuat Prabowo akhirnya mengganti posisi Menteri Keuangan. Namun, Prasetyo enggan membenarkan ataupun menepis kabar Sri Mulyani mengundurkan diri dari Kabinet Merah Putih.

Ya itulah kisah perempuan humble yang karirnya meroket hingga ke Bank Dunia, Menteri Keuangan yang ditarik Jokowi, Menteri Keuangan Zaman SBY hingga Prabowo, lalu diganti. (@Ng).

Sumber : Tirto.id Sumber : CNBC Sumber : Kompasiana Sumber : detikFinance Sumber : kemenkeu.go.id.